Status Awas! BMKG Prediksi Musim Kemarau Jatim hingga Oktober
Stasiun Klimatologi (Staklim) Badang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Jawa Timur menyebut sebagian besar wilayah telah memasuki status awas. Ini terkait kekeringan ekstrem dampak dari musim kemarau yang terjadi hingga September 2023 ini.
Dari update terakhir per 10 September 2023, status tersebut hampir menyentuh seluruh wilayah di Jatim.
Kepala Staklim Jatim, Anung Suprayitno mengatakan, bahwa status awas ini diberikan karena hampir seluruh daerah di Jatim tidak terjadi hujan selama 60 hari terakhir.
"Kaitan itu berdampak ada peringatan awas kekeringan ekstrem di hampir seluruh wilayah Jatim menyentuh level kekeringan meteorologis," ujar Anung.
Ia menyebut, sementara ini hanya ada dua daerah yang berstatus siaga, yakni wilayah Lumajang dan sebagian wilayah Banyuwangi karena baru dua bulan masuk musim kemarau.
"Hanya sedikit wilayah level siaga terutama wilayah Lumajang dan Banyuwangi. Namun itu karena baru masuk musim kemarau, masih sangat mungkin yang siaga bisa masuk level awas," ujarnya.
Anung menyebut, musim kemarau ini masih akan terjadi dengan panjang waktu yang beragam. Antara November 2023 hingga Januari 2024. Perbedaan ini disebabkan dinamakan iklim yang terjadi di wilayah Jatim.
Hanya saja, dari data yang ada awal musim hujan akan terjadi pada bulan November 2023 di wilayah Pasuruan dan Probolinggo.
Karena itu, Anung mengimbau kepada pemerintah daerah maupun masyarakat tetap melakukan upaya pencegahan dampak kekeringan ekstrem yang terjadi. Mengingat sebagian besar wilayah Jatim berada di puncak musim kemarau.
"Kita masih masuk kemarau dan sekarang puncak musim kemarau, mohon agar kiranya tetap waspada terjadinya kebakaran hutan/lahan, kemudian kaitannya distribusi air bersih mohon jadi perhatian. Selain itu perlu melakukan panen air hujan dalam upaya mengisi waduk/danau/embung yang berguna di musim kemarau ini," pungkasnya.