Staf Menkopolhukam ke Malang Diskusi Terkait Mahasiswa Papua
Pasca terjadinya kericuhan di Kota Malang pada Kamis 15 Agustus 2019 lalu di Kawasan Kayu Tangan, Jalan Basuki Rahmat, membuat staf Menkopolhukam datang ke Malang.
Adalah Kepala Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional pada Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa, Brigjen Pol, Erwin Chahara Rusmana yang bertandang ke Kota Apel untuk menggelar diskusi dengan Wali Kota Malang, Sutiaji.
Selain Sutiaji ada juga Kapolresta Malang, Asfuri. Mereka membahaskericuhan yang sempat terjadi di kota tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Erwin menuturkan, bahwa permasalahan utama yang memicu reaksi adanya kemarahan mahasiswa Papua di berbagai kota adalah karena terpapar berita bohong alias hoaks.
"Permasalahan utama yang menimpa adik-adik kita mahasiswa Papua adalah karena pengaruh hoaks. Kecepatan hoaks dan pemberitaan dari media untuk mengantisipasi hoaks kurang berimbang," tuturnya.
Selain itu, menurutnya dengan menunjukkan kebersamaan dan kedekatan antar elemen masyarakat, tentunya isu hoaks tersebut dengan sendirinya terkikis.
"Di Malang ini ada 1.100 mahasiswa Papua, kita petakan mereka berada di mana saja. Nanti dari aparat dan elemen masyarakat untuk selalu menunjukkan kebersamaan dan kedekatan," tuturnya.
Maka itu, menurut Erwin baik itu pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi dengan media di pusat dan daerah agar menangkal pemberitaan yang membuat suasana tidak kondusif.
"Kekuatan aparatur di Menkopolhukan dengan dibandingkan dengan hoaks yang beredar itu tidak berimbang. Kita harus melawan itu dengan hal yang rill," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Malang tersebut.
Erwin menambahkan, untuk menciptakan suasana yang kondusif di Kota Malang maka harus dilakukan deteksi dini terkait permasalahan yang ada.
"Jangan hanya berharap pada aparatur pemerintah saja, semua komponen masyarakat harus bahu-membahu. Salah satunya adalah media," jelasnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Malang, Sutiaji, berencana akan melakukan dialog kebangsaan dengan mengumpulkan para ketua RT, RW, dan civitas akademika dari perguruan tinggi (PT) yang ada di Malang.
Ia juga berharap agar pihak perguruan tinggi untuk dapat menghadirkan mahasiswa asal Papua dan daerah lain.
"Nantinya di sana akan di bahas semua, terutama upaya untuk meredam konflik. Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan di Malang," tutupnya.