Stadion Surajaya: Nostalgia dan Harapan Baru Sepak Bola Lamongan
Stadion Surajaya Lamongan resmi mulai dibangun. Belum genap sepekan dilakukan ground breaking, tepatnya 27 Februari 2024 lalu. Stadion kebanggaan warga Kota Soto ini nantinya jauh lebih megah. Lebih bagus dan memiliki fasilitas lengkap. Bahkan berstandar FIFA. Otomatis berkelas internasional.
Begitu stadion baru yang dibangun Kementerian PUPR RI dengan anggaran Rp 292 miliar itu selesai dibangun, dijadwalkan selesai akhir Desember 2024, tentu pemandangan menjadi lain. Dan, dipastikan ada saja yang mengingat-ingat atau membandingkan stadion lama.
Dulu ada bangunan atau fasilitas anu, di stadion baru tidak ada. Biasanya akan menjadi pembicaraan sebagai kenangan. Karena sebelumnya pernah dilihat atau dirasakan dalam waktu sangat lama.
Sekiranya, apa saja yang sebelumnya ada dan setelah stadion baru jadi menjadi tidak ada. Ini di antaranya :
1. Pagar pembatas lapangan hilang.
Pagar besi pembatas melingkar, yang memisahkan. lapangan rumput dengan tribun dipastikan hilang. Sebelumnya, keberadaan pagar tersebut mengganggu pandangan mata penonton ke arah lapangan.
2. Tribun Cor, Diganti Single Seat
Karena stadion standar FIFA, tempat duduk tribun cor tidak polosan. Tetapi diganti single seat atau satu orang satu tenpat duduk. Tentu, penonton tidak lagi berdesakan.
3. Tidak ada lagi penjual lumpia
Karena single seat ini pula, serta jarak tribun dengan lapangan rumput sangat dekat, nantinya penjual makanan dilarang masuk, termasuk penjual lumpia. "Benar, nantinya bakul lumpia dilarang masuk tribun," kata Kepala Dispora, Erwin Sulistya, Minggu 3 Maret 2024.
4. Lampu stadion tidak di dalam
Lampu stadion berupa tiang baia menjulang tinggi berada di dalam stadion. Posisinya di depan tribun penonton dan menggangu penglihatan. Nantinya digeser dengan bentuk baru di luar stadion.
5. Si Nanang duduk di mana?
Satu lagi, pemandangan yang akrab dan tidak pernah absen ketika Persela laga home. Siapapun mengenal pria disabilitas bertubuh pendek bernama Nanang ini. Tidak terkecuali pemain Persela.
Ia satu dari sejumlah pengunjung stadion tertentu, yang selalu mendapatkan "fasilitas" khusus. Bahkan, selalu memilih tempat khusus, duduk di atas atap terowongan keluar masuk pemain. Lantas, ketika stadion baru sudah jadi, ia dipastikan tidak lagi terlihat di tempat duduk yang sudah dihuninya selama 10 tahun lebih itu.