Pengamat Kritik Mimpi Pemkot Sulap Gelora 10 November
Pengamat sejarah Kota Surabaya, Adrian Perkasa menilai rencana membenahi Stadion legendaris Gelora 10 November menjadi area olahraga terpadu harus dipertimbangkan ulang. Nilai historis Gelora 10 November yang tinggi akan luntur, jika tidak berdampingan dengan tim kebanggaan Kota Pahlawan, Persebaya.
"Rencana menjadikan Gelora 10 November seperti Komplek Senayan harus nyambung sama sejarah yang ada. Kayak Komplek Senayan kan nyambung dibangun pas Asian Game tahun 1962 dan itu nyambung sampai sekarang. Penyambungan itu sangat terasa hingga saat ini dan di Gelora 10 November nyambung enggak sama perjalanan tim asal Kota Surabaya, Persebaya, makanya jalan satu-satunya Nyambung ndak sama Persebaya," kata Andrian kepada ngopibareng.id, Sabtu 15 September 2018.
Dosen sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini berharap kompleks olahraga di Gelora 10 November akan tetap nyambung dengan Taman Mundu, Wisma Persebaya, dan PSSI Kota Surabaya.
"Bisa nyambung kan dulu itu lapangan besar latihannya Persebaya, di situ juga ada PSSI Surabaya, serta di situ juga ada stakeholdernya nyambung. Nah ini contoh kasus jangan sampai seperti lapangan Dharmawangsa yang sampai mengusir non Surabaya akhirnya kacau. Kalau bisa Gelora 10 November nanti jangan seperti itulah kan di situ harus melibatkan semua pihak apalagi konteks Tambaksari kan banyak penjual kaos-kaos Persebaya biar ada khusus tersendiri dan mengikat sejarah," ujarnya.
Sementara itu, pantauan ngopibareng.id, proses renovasi Stadion Gelora 10 November sudah dimulai. Renovasi setidaknya terlihat dari warna kursi tribun. Rencannya, renovasi stadion ini akan menghabiskan biaya Rp1.5 milliar. (hrs)
Advertisement