Stabilkan Jagung Jelang Kemarau, Pemprov Jatim Gandeng Kementan
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Dr Somarjo Gatot Irianto, melakukan pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Selasa, 12 Maret 2019.
Gubernur perempuan pertama Jatim itu menjelaskan bahwa pertemuan ini membahas stok dan stabilitas harga komoditi jagung di Jawa Timur.
Khofifah menegaskan bahwa harga komoditas jagung di Jawa Timur akan stabil dan stoknya akan aman menjelang bulan suci Ramadhan dan musim kemarau.
Ia tidak menampik bahwa ada kelangkaan jagung pada tahun lalu, namun ia bersama Kementerian Pertanian akan berusaha menggenjot produksi jagung di sisa musim hujan 2019 ini untuk menunjang stok di musim kemarau yang akan datang dan bulan Ramadhan.
"Jadi, jagung bukan hanya buat makanan, namun juga untuk peternakan dan industri. Tahun lalu bulan Juli dan Agustus peternak ayam petelur di Blitar kesulitan untuk mendapat akses jagung ya. Padahal 50 persen komposisi bahan pakan ayam petelur itu jagung," katanya.
Ditambahkan Khofifah, koordinasi ini untuk mengatasi kekurangan produksi jagung yang ada di Jatim. "Nah, saya koordinasi langsung dengan Kementan tentang hal ini agar supaya permasalahan jagung segera diselesaikan," katanya.
Ibu dua anak tersebut menambahkan, Kementan akan memberikan bibit jagung untuk wilayah Jawa Timur. Untuk itu Pemprov akan segera melakukan pemetaan di daerah-daerah yang akan ditanami jagung.
"Saya tegaskan paling lambat bulan depan akan disebarkan oleh Kementan. Nanti saya akan koordinasi langsung dengan kepala dinas, petani-petani di Madura dan juga Lembaga Masyrakat Desa Hutan (LMDH)," katanya.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian (Kementan) Dr Somarjo Gatot Irianto menyambut baik upaya Pemerintah Jawa Timur. Menurutnya Kementan akan turun tangan dalam menggenjot produksi jagung.
"Sebenarnya Jatim surplus jagung, tapi kan harus menyangga daerah lain yang minus karena jagung itu sangat dibutuhkan. Kalau jagung langka, maka akan berdampak pada ternak, terutama ayam petelur, sehingga akan berpengaruh inflasi ekonomi," katanya.
Berdasarkan data dari Kementan bahwa secara nasional, jagung memang surplus. Namun harus diketahui surplusnya itu dihitung setelah mencukupi konsumsi di beberapa daerah yang kurang. Sehingga tidak berdampak pada naiknya komoditi lainnya.
"Jatim ini harus aman jagungnya, karena Jatim salah satu pemasok jagung nasional. Jadi apa yang diminta sama Jatim, kita berikan. Karena Jatim ini rajanya Jagung, padi, dan ternak," ujarnya.
Begitu pula saat ditanya mengenai stok beras jatim untuk menghadapi kemarau dan puasa, kementan memastkan semua aman dan stabil. "Kalau untuk beras di Jatim saat ini sudah aman, pake banget," katanya. (als)