Sri Mulyani Pakai Topi Tauhid, Begini Faktanya
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terus menjadi sorotan banyak pihak. Belum usai masalah pose satu jari bareng bos IMF di acara pertemuan IMF-World Bank yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 14 Oktober 2018 lalu.
Sri Mulyani kini diserang masalah topi bertuliskan kalimat Tauhid saat menyerahkan donasi kepada para korban bencana alam di Palu, Sulawesi Tengah. Beredar foto Sri Mulyani tengah memakai topi rimba berswa-foto dengan warga, yang di antaranya mengenakan cadar dan berkerudung panjang.
Seperti diketahui, lambang di topi yang dikenakan Sri Mulyani serupa dengan bendera yang dibakar tiga oknum di Garut, Jawa Barat, dan tengah menjadi perbicangan berbagai kalangan meski pelakunya sudah diamankan pihak berwajib.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Nufransa Wira Sakti, yang turut serta dalam rombongan kegiatan kunjungan kerja Sri Mulyani di Palu, mengungkap fakta yang sebenarnya.
"Foto tersebut diambil ketika Menteri Keuangan RI meninjau lokasi penampungan korban gempa di Desa Vatitela, Mantikulore (Rabu, 24 Oktober)," jelas Nurfransa, Jumat 26 Oktober 2018.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, saat kunjungan tersebut, Sri Mulyani dalam agenda menyerahkan bantuan dari pegawai Kementerian Keuangan dan Dharma Wanita senilai Rp 2,5 miliar.
Dana bantuan tersebut diberikan untuk dialokasikan menjadi sumur bor, air bersih, tempat ibadah seperti masjid, gereja dan pura, sekolah serta MCK agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pengungsi.
"Setelah selesai berdialog dengan warga, beberapa ibu dan remaja putri mengajak Menkeu untuk swa-foto. Salah satu remaja putri memberikan dan meminta untuk memakai topi tersebut kepada Menkeu dan foto bersama. Menkeu secara spontan menerima ajakan tersebut sebagai bagian dari keramah-tamahan beliau sebagai pejabat publik," terang Nurfransa.
Ia pun menegaskan, bahwa tak ada niat apapun dari Sri Mulyani untuk berfoto mengenakan topi tersebut. "Tidak ada masud dan niat apapun dalam pemakaian topi tersebut selain menyambut baik ajakan foto bersama. Selesai dialog dan foto bersama, Menkeu melakukan door stop dengan media yang hadir. Menkeu menyesalkan apabila ada pihak yang memanfaatkan dan menyalahgunakan interaksi sosial dan ramah tamah dengan masyarakat tersebut untuk tujuan lain," tegas Nurfransa. (yas)
Advertisement