Srabeh, Kudapan Bojonegoro yang Disaji Usai Tarawih
Sudah pernah merasakan kudapan srabeh. Kue bundar sebesar lepek ini banyak menyebar di pelbagai kota di Jawa Timur.
Pun juga di Bojonegoro, srabeh mudah didapat kabupaten ini. Di Kecamatan Kota Bojonegoro, ada lebih dari 35 penjual srabeh menjajakan di beberapa sudut kota. Di Jalan Diponegoro, Jalan Piere Tendean, Jalan Kartini, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Jaksa Agung, juga di Jalan Ade Irma Suryani hingga di Jalan Patimura, Kota Bojonegoro.
Salah satu yang terkenal srabeh Bu Gik alias Bu Giono, yang buka malam hari di Jalan Dr Soetomo. Ada juga di kawasan Banjarsari, srabeh Mbah Yah, yang buka pagi hingga siang." Banyak pilihan di sini," ujar Lely, penggemar srabeh asal Kelurahan Ledok Kulon, Kota Bojonegoro.
Srabeh, adalah kudapan sederhana yang bahan bakunya mudah dan murah. Bahan utamanya tepung beras, santan kelapa, dan garam. Tiga bahan itu diolah jadi kental dan cair. Bahan ini lalu dipanggang dan dipanggang di dalam gerabah berbentuk mangkuk. Dibakar dengan kayu di atas tungku. Biasanya disajikan dengan bubuk kedelai yang disangrai dan ditumbuk halus dicampur cabai. "Harus dilihat kematangannya," ujar Bu Gik, pada Ngopibareng.id di warungnya, Jalan Dr Soetomo, Bojonegoro.
Pada hari-hari biasa, srabeh dijual pagi hari hingga waktu menjelang siang. Sedangkan sore hari, penjual srabeh bermunculan hingga malam. Srabeh memantik selera untuk disantap.
Bagi pemudik yang lewat Bojonegoro, srabeh bisa jadi alternatif kudapan. Setidaknya saat perjalanan mudik atau istirahat melepas lelah. Biasanya, usai salat sunnah tarawih, srabeh banyak dijajakan di beberapa tempat di Kecamatan Kota Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, juga telah memfasilitasi jajanan tradisional. Tak hanya srabeh, tetapi makanan lain seperti getuk, ledre dana makanan lain. Makanan tradisional ini, mudah ditemui di pusat jajan tradisional Pedagang Kaki Lima (PK5) di Jalan Kartini, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Rajawali. Mereka pedagang yang dirangkul program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM ). Tujuannya selain meningkatkan ekonomi masyarakat juga memberikan ruang jajanan tradisional berkembang.