Spontanitas Menjawab, Nabi Khidir Bertempat Ibadah di Pantai
Selalu berbuat kebaikan menjadi bagian penting ajaran-ajaran agama. Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan kepada umat Islam agar jangan berharap akan kematian.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإِمَّا مُسِيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda :
" Jangan salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, kalaulah dia orang baik, siapa tahu bisa menambah kebaikannya, kalaulah dia jahat, siapa tahu ia bisa meminta penangguhan ( untuk bertaubat ). " ( H. R. Bukhari no . 7235 )
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu sehat walafiat, berumur panjang penuh barokah, semoga akhir hayat kita husnul khotimah. Amiin....!!!
Spontanitas dalam Menjawab
AIkisah, suatu hari, Hisyam bin Abdul Malik naik di atas mimbar dan berkata, “Wahai orang-orang Syam, sesungguhnya Allah Swt. menghilangkan penyakit dari kalian, sebab aku menjadi khalifah bagi kalian.”
Salah seorang di antara orang-orang berkata, “Allah Swt. lebih mengasihi kita untuk mengumpulkan engkau dan penyakit kepada kita. Tidakkah engkau melihat seseorang yang mempunyai harta dan anak? Ketika sekarat datang kepadanya, ia berkata kepada anaknya, Wahai anakku, bagaimana pendapatmu tentang aku?' la menjawab, “Engkau adalah sebaik-baik ayah. Si ayah berkata, Apabila aku mati, bakarlah aku. Lalu, tumbuklah dengan lumpang. Setelah itu, sebar debunya pada hari yang berangin kencang. Sehingga, Allah Swt. tidak akan mengetahui tempatku berada.”
Ketika mati, anak itu melakukan sesuai yang dipesankan ayahnya. Kemudian, Allah Swt. mengumpulkannya dan berkata, “Wahai hamba-Ku, mengapa engkau melakukan ini?”
“Sebab, aku takut kepada-Mu, wahai Tuhan! Engkau tidak akan menyiksa hamba-Mu sebanyak dua kali, di dunia dan akhirat,” jawab si laki-laki.
Ridha Allah Taala
Hampir saja, Sahim bin Argam dibuat pingsan oleh pemandangan tersebut.
“Beri tahu aku, siapa sebenarnya engkau?”
“Aku adalah hamba Allah Swt. dan budakmu,” jawab Khidir.
“Aku meminta kepadamu dengan nama Allah al-Hag agar menceritakan kepadaku siapa kamu?”
Khidir pun pingsan beberapa saat mendengar pertanyaan tersebut. Setelah sadar, Khidir berkata:
“Aku adalah Khidir.”
Tiba-tiba, Sahim bin Argam pingsan. Ketika sadar, ia bertaubat kepada Allah Swt., dan meminta ampunan dari-Nya, “Wahai Tuhan, jangan Engkau bebankan dosa kepadaku sebab masalah ini. Aku tidak mengetahui ia sebelumnya.”
Sementara itu, Khidir sedang bersujud dan berdoa kepada Allah Swt., “Demi kebenaran-Mu, aku menjadi budak. Dan, demi kebenaran-Mu, aku menjadi merdeka.”
Setelah itu, Khidir meminta izin kepada Sahim bin Argam pergi dari rumahnya. Sahim bin Argam pun memberikan izin kepadanya. Khidir pergi menuju pinggir pantai. Di sana, Khidir melihat seseorang berdiri di atas laut.
“Wahai Tuhan, bebaskan Khidir dari menjadi budak, dan ampunilah ia,” ucap orang itu.
Mendengar ucapan itu, Khidir berkata, “Siapa kamu?”
“Aku adalah Syadun.”
“Aku adalah Khidir,” tukas Khidir.
“Wahai Khidir, apakah engkau mencari dunia? Aku akan memberimu sebuah rumah untukmu," kata orang tersebut.
Hal ini disampaikan, sebab ia tahu bahwa Khidir mempunyai tempat ibadah yang terletak di pantai. Ketika keluar ke daratan, Khidir menyembah Allah Swt. di tempat tersebut. Maka, di sana, sebuah pohon ditanam agar Khidir dapat berteduh di bawahnya. Kemudian, sebuah suara datang memanggil:
“Wahai Khidir, ketika engkau bersujud, engkau lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Maka, demi keagungan dan kemuliaan-Ku, Aku tidak ridha."
Setelah itu, Khidir berkata, “Wahai Syadun, berdoalah kepada Allah Swt. agar Dia menerima taubatku.”
Syadun pun berdoa hingga Allah Swt. menerima taubatnya. Wallaahu a'lam.
Sebuah Catatan:
Keutamaan Menangis karena Takut kepada Allah Swt.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, hamba akan dihisab. Apabila kejelekan-kejelekannya unggul, maka ia diperintahkan masuk ke dalam neraka. Namun, tiba-tiba, selembar rambut matanya berkata, “Wahai Tuhan, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. berkata, 'Barang siapa menangis karena takut kepada Allah Swt., maka Allah Swt. mengharamkan mata itu masuk neraka” Lepaskanlah aku dari matanya. Kemudian, lemparkanlah ia ke sana.” Allah Swt. berkata, “Mengapa engkau tidak memberikan ia kepada-Ku?” “Aku takut kepada-Mu, Tuhan!” ujar rambut mata. Allah Swt. berkata, “Sungguh, Aku memuliakannya karenamu. Sekarang, pergilah ke surga bersamanya!”
Semoga kita menjadi hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya..Amin.
Demikian kisah dalam Kitab An-Nawadir.
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya Aaminn..