Spion Menyerahkan Diri, Lelucon Penghargaan Bintang Lenin
Kekhasan humor Rusia, seolah-olah mereka menertawakan diri sendiri bagi bangsa tersebut. Menertawakan diri sendiri, memang tak mudah untuk ukuran era revolusi informasi saat ini. Tapi, pada masa lalu merupakan gejala sosial yang telah tercatat manjur untuk mengobati ketegangan di negara tirani yang kuat itu.
Dalam suatu rezim diktator, humor memang merupakan 'outlet" untuk mengurangi ketegangan di tengah masyarakat.
Tapi, tak seperti itu, di masa demokrasi terbuka lebar-lebar di Indonesia, masyarakat seolah kehilangan rasa humor. Kehilangan rasa humor untuk bisa menertawakan diri sendiri dalam kondisi perubahan.
Tapi, okelah... kita nikmati saja lelucon ini.
Spion Menyerahkan Diri
Seorang spion Amerika diterjunkan dengan payung di wilayah Uni Sovyet. Tiba-tiba, ia berniat menyerahkan diri. Ia mencapai sebuah kota, menemukan kantor yang diperlukan untuk penyerahan diri itu, dan langsung menemui penjaga.
"Dengar sobat," katanya. "Saya spion Amerika, dan saya bermaksud menyerahkan diri. Siapa yang harus saya temui?"
"Lantai 2, Ruangan 218," jawab penjaga.
spion itu sampai di Ruangan 218.
"Saya spion Amerika, dan bermaksud menyerahkan diri," katanya.
"Apa bidang Anda? Sabotase, terorisme, atau ideologi?"
"Sabotase."
"Lantai 6, Ruangan 613."
Spion itu tiba di Ruangan nomor 613.
"Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase, dan saya bermaksud menyerahkan diri."
"Sabotase apa? Transportasi atau Industri?"
"Transportasi."
"Lantai 7, Ruangan 742."
Ia tiba di Ruangan Nomor 742.
"Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase Transportasi, dan saya berniat menyerahkan diri."
"Transportasi jenis apa? Jalan raya atau kereta api?"
"Kereta api."
"Lantai 9, ruangan 936."
Seraya terengah-engah, spion itu tiba di Ruangan 936.
"Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase Transportasi khusus kereta api, dan saya berniat menyerahkan diri."
"Dengarkan sobat, bukankah sekarang sudah pukul 6 petang? Acara pemeriksaan sudah selesai. Datanglah besok..."
Penghargaan Bintang Lenin
"Tahukah Anda, direktur pabrik korek api kita menerima Bintang Lenin?"
"Apa pasal?"
"Seorang spion mencoba membakar pabrik senjata dengan korek api buatan pabrik kita. Tak sebatang pun korek menyala."
Advertisement