Spesifikasi Pesawat China Eastern Airlines Jatuh di Guangxi
Jatuhnya maskapai China Eastern Airlines di pegunungan Guangxi, China bagian selatan, menjadi kecelakaan pesawat pertama di China sejak tahun 2010. China selama satu dekade terakhir disebut sebagai salah satu negara dengan catatan keselamatan penerbangan paling aman di dunia.
Pesawat yang baru jatuh itu diketahui berjenis Boeing 737-800NG. Pesawat keluaran Boeing dikenal banyak digunakan oleh maskapai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ini ada pesawat berbadan sempit dengan dua mesin jet.
Pesawat diketahui dilengkapi dengan mesin seri CFM International CFM56-7 dan kokpit kaca serta menampilkan konfigurasi interior yang ditingkatkan dan didesain ulang. Boeing menyebutkan pesawat memiliki jangkauan yang lebih jauh dan varian yang lebih besar dari pendahulunya.
Boeing 737-800NG atau Next Generation mencakup empat model termasuk varian −600/-700/-800/-900. Sementara tempat duduk mencakup antara 108 dan 215 penumpang. Meski dikenal sebagai pesawat yang laku keras, jenis ini memiliki kompetitor utama. Airbus A320 menjadi saingan utama dari pesawat tersebut.
Hingga Maret 2021, total 7.121 pesawat 737-800NG telah dipesan, di mana 7.073 telah dikirim, dengan sisa pesanan untuk varian -700W, -800, dan -800A. Varian yang paling umum adalah 737-800 dengan 4.991 untuk keperluan komersial, 186 militer, dan 23 jet perusahaan yang dipesa. Boeing berhenti merakit 737NG komersial pada 2019 dan melakukan pengiriman terakhir pada Januari 2020.
Jenis 737NG digantikan oleh 737 MAX generasi keempat, yang diperkenalkan pada 2017. Namun keberadaan 737 MAX mendapatkan sorotan setelah dua kecelakaan besar dialami Lion Air pada 2018 dan Ethiopian Airlines pada 2019, dengan korban tewas total 346 jiwa.
Kecelakaan pada 737 MAX dipicu pada kerusakan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Pesawat jenis ini pun dilarang terbang sejak Maret 2019 hingga November 2020.