Spesialis Bobol Toko Sembako di Pantura Lamongan Ditangkap Polisi
Zainul Arifin alias Comot spesialis pembobol toko sembako di kawasan Pantura Lamongan, Jawa Timur. Pria 40 tahun ini akhirnya berhasil diringkus polisi. Warga Desa Sidokumpul, Kecamatan Paciran, Lamongan ini ditangkap, saat nongkrong ngopi di salah satu warung kopi (warkop).
Setelah diperiksa, Comot mengaku sudah beraksi di lima Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di antaranya mencuri sembako di dua pemilik berbeda di Pasar Tangsi Desa Sidokumpul, Kecamatan Paciran. Ia juga mencuri elpiji dan uang di warung kopi Desa Kandang Semangkon, Paciran. Dua TKP lainnya, Comot mencuri rokok beberapa dos di dua toko berbeda di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik.
Terungkapnya Comot sebagai pelaku pencurian, berawal dari kasus pembobolan toko milik M. Syaifudin. Toko pria berusia 46 tahun itu warga Desa Campurejo, Kecamatan Paciran, Lamongan. Kejadiannya awal Januari 2024 lalu.
Saat itu, korban kebobolan sembako berupa 10 sak beras merk Teratai dengan berat masing-masing 25 kilogram dan 15 sak beras merk Teratai dengan berat 5 kilogram. Lalu, dua tabung melon gas elpiji ukuran 3 kilogram, serta termos besar sebanyak 2 biji. Total kerugian korban Rp 6,3 juta. Kasusnya langsung dilaporkan polsek setempat.
"Begitu mendapat laporan tersebut, anggota Polsek langsung bergerak. Melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan banyak informasi," ujar Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Andi Nur Cahyo, Jumat 16 Februari 2024.
Sebulan lebih bekerja keras menggali informasi dan meminta keterangan sejumlah saksi serta barang bukti, lanjut Ipda Andi, polisi akhirnya mengerucut pada dugaan kuatnya. Pelaku dicurigai adalah Comot. Ia ternyata seorang residivis.
Belum lama keluar dari penjara dalam kasus yang sama di wilayah hukum Polres Gresik. Tepatnya beraksi di wilayah hukum Polsek Panceng dan Ujungpangkah.
"Ternyata benar. Saat dilakukan penangkapan, tersangka tidak bisa mengelak dan mengakui terus terang. Bahkan setelah diperiksa, tersangka mengaku beraksi di sejumlah TKP berbeda," terang Ipda Andi Nur Cahyo.
Advertisement