Sowan Kepada Kanjeng Nabi, Catatan Kiai Pesantren Usai Naik Haji
Ibadah haji merupakan kekhususan bagi mereka yang berkecukupan berangkat. Artinya, umat Islam wajib naik haji sebagai Rukun Islam kelima dengan syarat bagi yang mampu.
Bagi kiai dan ulama pesantren, naik haji merupakan peristiwa yang menarik. Apalagi bagi kalangan kiai yang alim, seperti KH Husein Muhammad dalam sejumlah momentum dan peristiwa berhaji, merupakan keunikan tersendiri.
Sebagaimana ketika usai menjalankan rukun haji di Makkah dan berpusat di Baitullah Ka'bah, Masjidil Haram, berpuncak pada 10 Dzulhijjah itu. Kini, rangkaian rukun haji telah usai. Ada yang berkesempatan berziarah ke Madinah, sowan ke makam Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Berikut di antara catatannya:
Sowan Kepada Kanjeng Nabi
Pagi ini, 05.07.23, jam 03.00, waktu Saudi, aku bersama rombongan menuju rumah kanjeng Nabi di Madinah untuk sowan. Kami harus antri panjang, dengan membawa barcode, menuju Raudhah. Lalu menunggu shalat Subuh. Usai shalat kami menuju ke arah pintu depan rumah peristirahatan beliau didampingi sahabat Abu Bakar dan Umar bin al Khattab. Sambil menghadap ke rumah beliau, aku menyampaikan salam dari aku sendiri dan titipan keluarga, tetangga, sahabat dan teman-teman. Pertama kepada Nabi.
Kemudian kepada dua sahabatnya itu.
Dan membaca puisi Al Bushairi :
يَا نَبِى سَلَامٌ عَلَيكَ يَا رَسُول سَلَام عَلَيكَ
يَا حَبِيبُ سَلَام عَلَيكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيكَ
مِثْلَ حُسْنِك مَا رَأَيْنَا قَطُّ يا وَجْهَ السُّرُورِ
أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ أنْتَ نُورٌ فَوْقَ نُورٍ
أَنْتَ إِكْسِيرٌ وَغاَلىِ أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُورِ
يَا حَبِيب يَا مُحَمَّد يَا عَرُوسَ الخَافِقَينِ
يَا مُؤَيَّد يَا مُمَجَّد يَا إِمَامَ الْقِبْلَتَينِ
Aduhai Nabi, Salam dan Damailah Engkau
Aduhai Rasul, Salam dan Damailah Engkau
Aduhai kekasih, Salam dan Damailah Engkau
Sejahteralah Engkau
Tak ada manusia seindahmu
Aduhai wajah yang berbinar cahaya
Engkaulah matahari,
Engkaulah purnama
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Engkaukah permata tak terkira
Engkaulah lampu di setiap hati
Aduhai kekasih,
Aduhai Muhammad
Aduhai pengantin rupawan
Aduhai yang kokoh,
Aduhai yang terpuji
Aduhai imam dua kiblat
بِنُورِ رَسُولِ اللهِ أَشْرَقَتِ الدُّنْيَا
فَفِى نُورِهِ كُلٌ يَجِيئُ وَيَذْهَبُ
بَرَاهُ جَلَالُ الْحَقِّ لِلْخَلْقِ رَحْمَةً
Berkat cahaya sang Nabi
Dunia berpendar cahaya
Di bawah sinar itu
Semua pulang dan pergi
Tuhan menciptakannya
sebagai sang pembawa Kasih
Kepada semua ciptaan Tuhan
(O5. 07.23/Husein Muhammad).
Advertisement