Sowan ke Kamar KH. Hasyim Asy'ari di Sidoarjo, Berdinding Bambu
Kabupaten Sidoarjo ditunjuk sebagai tuan rumah Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), hal tersebut bukan tanpa alasan. Sidoarjo menjadi saksi bersejarah sosok KH Hasyim Asy'ari, Sang Pendiri NU.
KH Hasyim Asy'ari pernah menjadi santri di Ponpes Al Hamdaniyah, Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, sekitar tahun 1890. Ditemani pengasuh ponpes, Gus Hasyim Fahrurozi, Ngopibareng.id berkesempatan masuk ke kamar yang dulunya di tempati KH Hasyim Asy'ari ketika masih menjadi santri ponpes tersebut.
Dari luar, kamar berukuran sekitar 2 x 4 meter terlihat sangat sederhana berdinding anyaman bambu. Kamar bercat coklat itu berada di lantai dua, hampir keseluruhan bangunan kamar terbuat dari kayu. Tangga naik yang awalnya dari kayu kini telah diganti tangga beton.
"Kami telah mengganti dinding kamar dari triplek dan anyaman bambu. Yang masih asli adalah kayu penyangga dan kayu di bawah atap yang melintang ini. Kami sangat mejaga tetenger bukan hanya bagi umat Islam namun juga sejarah bangsa," tutur Gus Hasyim, Senin, 6 Februari 2023.
Dikatakan Gus Hasyim, hingga saat ini kamar bersejarah berdinding kayu sederhana itu seringkali dikunjungi tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Selain kamar bersejarah milik pendiri NU, beberapa blok kamar santri juga masih asli berupa bangunan dari kayu dengan dinding gedek (anyaman bambu).
Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah sendiri didirikan tahun 1787 oleh KH Hamdani, ulama besar asal Pasuruan. Nilai historis yang tinggi ini dijadikan alasan mengapa puncak resepsi Satu Abad NU digelar di Kabupaten Sidoarjo pada Selasa, 7 Februari 2023.
"Pada tanggal tujuh besok, ratusan umat dari beberapa kota akan beristirahat dan menginap di ponpes Al Hamdaniyah," imbuh Gus Hasyim.
Selain KH. Hasyim Asy'ari, ponpes ini telah banyak melahirkan tokoh-tokoh seperti KH Asy'Ad Samsul Arifin, KH Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH Alwi Abdul Aziz, KH Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir (Bangkalan) KH.Wahab Hasbullah, KH. Umar (Jember), KH. Usman Al Ishaqi, KH. Abdul Majid (Bata-bata Pamekasan) serta KH. Dimyati (Banten).
Advertisement