Soto Kadipiro Yogya Berdiri 1928, Kesukaan Para Wapres
Pertama memasuki Warung Soto Kadipiro Jalan Wates Yogya ngopibareng.id sempat terperanjat melihat banyaknya lansia yang sedang menikmati soto ayam dengan lahap.
Soto Kadipiro ini merupakan salah satu kuliner tertua dan melegenda di Yogya yang dinilai mampu mempertahankan cita rasa dari resep warisan sejak berdiri sampai Soto Kadipiro menginjak usia 96 tahun.
Satu porsi soto ayam berisi suwiran daging ayam, kubis, seledri, tauge, perkedel dan bawang goreng. Cita rasa khas Soto Kadipiro ada di kuah kaldu sotonya yang bening semu kuning. Kuah Soto Kadipiro relatif gurih tanpa rasa manis, karena terdapat sentuhan bumbu kemiri dan kunir. "Kita ciri khasnya itu nggak ada jeruk nipis, jadi dari kuahnya aja. Mungkin di soto lain dikasih, tapi kita memang nggak pakai," jelas juru masaknya.
Terlihat beberapa pelayan lalu lalang mengantarkan pesanan soto untuk pengunjung yang baru datang. Di meja makan terhidang beraneka macam lauk yang bisa dipilih berupa ceker, berutu ayam tahu, tempe hingga kerupuk rambak. Sedangkan minuman yang ditawarkan mulai dari teh, jeruk hingga limun sarsaparilla.
Salah seorang karyawan berbisik, pelanggan tetap soto Kadipiro ini kebanyakan lansia yang sedang bernostalgia. Mereka mengenal Soto Kadipiro sejak masih muda sampai sekarang. "Tapi yang muda juga banyak", katanya.
"Saya mengenal Soto Kadipiro sejak masih muda, sampai punya cucu banyak, lezatnya tidak berubah sampai sekarang," cerita seorang kakek.
Kalau kepingin makan soto, Soto Kadipiro menjadi pilihannya meskipun ada soto yang lain. "Soto Kadipiro meniko raosipun benten kalian soto sanesipun (Soto Kadipiro rasanya beda dengan yang lain)," ujarnya. Kali ini ia datang berombongan dengan anak cucunya.
Keistimewaan yang melekat pada Soto Kadipiro, selain menggunakan bahan dasar ayam kampung, cita rasanya yang tidak berubah sejak berdiri pada tahun 1928. Rasanya yang gurih tanpa kelebihan rasa manis membuatnya menjadi favorit di seluruh Yogyakarta.
Lokasinya di pinggir jalan dan terpasang papan nama besar sehingga memudahkan pengunjung untuk mencarinya. Suasana rumah makan ini terlihat klasik dengan ornamen dominan kayu. Terlihat sejumlah kalender, gambar wayang, lukisan pun foto-foto pendiri Soto Kadipiro dipajang di bagian dinding.
Pada dinding ruang dalam warung di Jalan Wates No.33, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogya terpampang beberapa foto pejabat negara dan publik figur yang pernah menikmati Soto Kadipiro. Antara lain foto mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Boediono bersama penerus Soto Kadipiro generasi ke tiga Endi Suwarli.
"Itu foto Wapres asli, bukan montase atau editan," ujar seorang karyawan meyakinkan Ngopibareng saat mengamati foto berukuran 10R yang terawat baik.
Dua mantan Wakil Presiden RI, sengaja dipasang untuk meyakinkan pengunjung bahwa orang-orang hebat itu pernah makan di sini sekaligus sebagai promosi, kalau Soto Kadipiro ini punya keistimewaan sehingga Wapres dan selebriti pun kepincut.
Sejarah Soto Kadipiro
Soto Kadipiro awalnya didirikan oleh Tahir Kartowijoyo. Kini warung soto ini sudah berusia 95 tahun, dan dikelola generasi ketiga. Warung soto ini dinamakan sesuai dengan lokasinya, yang berada di dekat Kampung Kadipiro. Awalnya, Tahir menjual soto karena menyukai kuliner sehingga mencoba meracik resep sendiri. "Kalau dari Mbah dulu itu nggak ada namanya, jadi zaman masih muda itu terkenalnya Soto Tahir, karena namanya simbah kan Tahir," jelas Endi.
"Terus berjalannya waktu setelah buatlah Sato Kadipiro, karena Kadipiro ini nama kampung di sini," tambahnya.
Endi menyebut kakeknya Tahir Kartowijoyo tidak punya latar belakang bisnis kuliner. Tahir pun sempat berjualan soto keliling dengan sistem pikulan sebelum menetap membuka warung makan. "Dulunya juga belum jual soto langsung, dari jualan es. Setelah itu jualan soto, masih keliling juga," ujar Endi.
Tahir pun masih mengelola Soto Kadipiro hingga 1975 sebelum mewariskan warung soto ini ke anak-anaknya. Dia menyebut anak-anak Tahir lalu membuka tiga cabang lain di Kulon Progo, dan Kalasan. Sedangkan cabang di Jalan Wates, dikelola anak sulung Tahir, Widadi Dirjo Utomo. "Zaman dulu simbah itu maunya yang jual soto dia aja, tapi setelah anak-anaknya dewasa, jadi dikasih," jelas Endi.
Pelanggan Soto Kadipiro ternyata juga berasal dari luar kota, bahkan sampai luar negeri. Kebanyakan mereka datang ingin bernostalgia menikmati rasa soto legendaris Yogya ini. "Pejabat-pejabat banyak, bintang film juga banyak. Yang saya ajak foto pas itu Pak Jusuf Kalla, terus Pak Boedhioono juga pernah berfoto dengan bapak saya," kenang Endi.
Advertisement