Soto Betawi Lezatnya Mengusik, Disukai Pejabat dan Selebritis
Di Indonesia hampir setiap daerah memiliki makanan khas yang namanya sesuai dengan asalnya. Contoh, bubur Manado, sate Madura, gudeg Jogja, bakwan Malang serta soto Betawi, yang kali ini menjadi pilihan ngopibareng.id.
Soto Betawi ini merupakan salah satu jenis soto khas nusantara yang banyak penggemarnya. Berbahan dasar daging sapi, berkuah putih dan cukup kental, terbuat dari santan kelapa atau susu. Ditambah emping dan bawang goreng serta perasan jeruk limau, supaya aromanya lebih menggoda. Soto Betawi cocoknya dinikmati saat masih panas, lezatnya benar-benar mengusik selera.
Nama soto biasanya berdasarkan asal, tempat jualan, juga nama penjual. Salah satunya di Jakarta yang legendaris adalah Soto Betawi H. Ma’ruf, berdiri sejak 1940-an.
Mengutip kebudayaanbetawi.com, soto Betawi mulai populer pada 1977/1978.
H. Ma’ruf bin Shahib bin Barru bin Nami merupakan keturunan langsung orang Betawi. Ia awalnya bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dan sopir. Namun, ketika pekerjaannya sepi, Ma’ruf putar otak hingga memilih berjualan soto secara keliling dari kampung ke kampung dengan dipikul.
“Kata kakek dipikul itu berat, kadang kuahnya sering tumpah bahkan pernah jatuh. Kakek pun harus pulang, buat ulang lagi kuah sotonya,” ujar Mufti Maulana, cucu H. Ma’ruf, generasi ketiga penerus usaha Soto Betawi H. Ma’ruf, kepada Ngopibareng.id.
Pada 1960-an, Soto Betawi H. Ma’ruf mulai memasang tenda kaki lima di sekitar pos kereta api Gondangdia Lama, tepatnya di persimpangan Jl. Teuku Umar. “Satpol PP sering keliling, jadi kakek jualan sering diusir,” cerita Mufti.
Masalah itu akhirnya teratasi setelah H. Ma’ruf membuka rumah makan permanen di depan Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 1980-an. Rumah makan itu kemudian dipindahkan ke dalam TIM. Kini Soto Betawi H. Ma’ruf membuka cabang di Jalan RP Soeroso, Jalan Pramuka Raya, Jalan Tebet Raya, dan Plaza Atrium & Festival (Food Colony) Senen Jakarta Pusat.
Soto Betawi H. Ma’ruf tarifnya per porsi berkisar Rp40 sampai Rp45.000, meskipun harganya tergolong tinggi tapi selalu dipadati beragam pengunjung karena lezatnya. Mulai dari rakyat hingga pejabat sampai dijuluki restoran sotonya para pejabat. Bahkan kata Mufti, dulu Ibu Fatmawati, istri Presiden Sukarno, sering menyajikan soto ini untuk tamu undangan di Istana Negara. "Di era Pak SBY kami juga masih sering diundang ke istana," kenangnya.
Beberapa foto pejabat negara, seniman dan politisi, menghiasi ruang utama restoran yang bentuknya menyerupai rumah Betawi. Di situ ada foto Ali Sadikin, Gubernur DKI kala itu, Anies Baswedan, Prabowo, Iwan Fals, Titik Puspa, budayawan Betawi almarhum Ridwan Saidi dan komedian Warkop. "Foto lama ketika mereka berkunjung kemari, saya rawat sebagai kenang-kenangan," kata Mufti.
Soto Betawi H. Ma’ruf menjadi juara kuliner Indonesia kategori Rekomendasi Restoran oleh IDEALIFE Home Innovation Japan.
Pencapaian itu diraih karena kualitas pembuatan soto tidak menggunakan micin tapi malah, menggunakan bahan alami dan segar.
“Selain itu, soto ini memiliki keunikan lain dari kuahnya yang berwarna cokelat campuran susu dan rempah-rempah,” ujar Mufti.
Keunikan itu membuat pakar kuliner William Wongso memberikan label kepada Soto Betawi H. Ma’ruf sebagai pionir soto Betawi dengan menggunakan kuah susu.
“Kuah susu itu berawal dari 'kecelakaan', waktu itu pernah kehabisan santan yang ada hanya susu. Jadi, dicoba pakai susu ternyata rasanya lebih gurih,” kata Mufti.
Dari cita rasanya yang otentik tersimpan pesan H. Ma’ruf kepada keturunannya untuk mempertahankan dan mengenalkan kebudayaan Betawi.
“Untuk mengembangkan amanat kakek tersebut kami sekeluarga terus menambah menu makanan Betawi lain seperti Laksa Betawi, Sate Kambing, dan Sate Sapi,” ujar Mufti. Sesekali di depot restorannya, Mufti juga mengundang jajanan Betawi yang makin langka, kerak telur.
Soto Betawi tanpa Santan
Yang menjauhi santan, jadi perkara mudah. Ada beberapa soto Betawi yang tidak menggunakan santan. Salah satunya soto Betawi Kusuma Ayu, Daan Mogot l, Jakarta tak jauh dari RS Royal. Di sini menyajikan soto Betawi tanpa santan, harganya juga Rp40 ribu, sama dengan soto Betawi H Ma'ruf.
Bagi yang tak mau repot-repot ke Jakarta, bisa membuat soto Betawi sendiri. Apalagi pekan depan Idul Adha. Daging sapi tentu melimpah. Momen yang baik untuk mencoba masak soto Betawi.
Berikut ini resep dan cara yang mudah memasak soto Betawi untuk 8 porsi.
Bahan Dasar:
500 g daging sapi bagian sandung lamur, potong-potong
200 g babat sapi, rebus, potong 2x2cm
200 g paru sapi, rebus, potong 2x2cm
3 sdm Bango kecap manis
3 cm kayumanis
1 sdt pala bubuk
4 buah cengkeh utuh
3 buah batang serai, memarkan
5 buah daun jeruk, buang tulang, iris memanjang
2 cm lengkuas, memarkan
4 sdt garam
2 lembar daun salam
1 sdt gula pasir
1/2 sdt merica bubuk
500 ml santan dari 1 butir kelapa
2 sdm minyak
2 l air
Bumbu halus
12 butir bawang merah
6 siung bawang putih
3 buah kemiri, disangrai
2 cm jahe
1 sdt ketumbar bubuk
Bahan pelengkap
2 buah tomat, potong dadu 2 cm
2 batang daun bawang, iris tipis
100 g bawang merah goreng
50 g emping goreng
4 buah Jeruk nipis, belah jadi 2 bagian
Tambahkan ke Daftar Belanja atau Bagikan
Cara memasak:
Rebus air dan daging hingga daging matang dan empuk. Potong dadu daging 3x3 cm.
Saring kaldu rebusan daging, didihkan kembali dengan daging, paru, dan babat.
Panaskan minyak, tumis bumbu halus bersama pala, cengkih, kayu manis, serai, lengkuas, daun jeruk, dan daun salam hingga harum. Tuang tumisan bumbu ke air rebusan daging, aduk rata. Masak dengan api sedang hingga mendidih.
Tuangkan santan, Bango Kecap Manis, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Masak hingga matang.
Susun tomat dalam mangkuk, tuangkan soto, sajikan dengan bahan pelengkap lainnya.