Soto Basket, Soto Legendaris di Malang Sejak 1951
Memasuki kawasan Pasar Besar Pecinan, terletak di antara himpitan toko besar, ada sebuah warung soto legendaris. Lebarnya tidak lebih dari dua meter dengan panjang kira-kira 10 meter. Jika tidak jeli, kita akan menyangka tempat ini sekadar gang sempit di tengah kota. Tapi, aroma kuah kaldu akan tercium oleh setiap orang yang berjalan di trotoar. Aroma Soto Basket yang telah banyak dicari karena resep andalannya sejak 1951.
Ruangan yang sempit membuat aroma soto semakin menusuk hidung. Tepat di balik pintu, seorang perempuan paruh baya cekatan mencampurkan potongan daging, toge, bawang goreng, kemudian menyiraminya dengan kuah soto.
Hanya dengan harga 13 ribu semangkuk, Soto Basket bisa kita nikmati. Daging terasa lembut dengan tambahan jeroan babat yang tak kalah menggugah selera. Jika ingin lebih segar, bisa pula ditambahkan jeruk nipis. “Kalau mau tambah nasi bilang aja, Mas” ujar perempuan tersebut dengan ramah kepada Ngopibareng.id.
Adalah Siti Kholila, generasi kedua yang saat ini mengemban amanat meneruskan usaha dari mertuanya. Sang mertua, H. Sukron merupakan perintis sekaligus pemilik resep Soto Basket yang melegenda ini.
Mulanya Soto Basket terletak di Jalan KH Agus Salim, Kota Malang. Di dekat sebuah lapangan basket, yang kini sudah menjadi kompleks pertokoan, H. Sukron berjualan dengan gerobak.
Siti Kholila yang akrab dipanggil Lila menceritakan awal munculnya nama Soto Basket. “Dulu selesai latihan, pemain basket mampir ke warung bapak. Mereka juga yang memberi nama Soto Basket, bukan kami,” terangnya.
Katanya, sampai sekarang masih banyak di antara pemain tersebut yang masih langganan Soto Basket. Bahkan setelah warung Soto Basket berulang kali pindah tempat sampai memiliki banyak cabang.
Sebelum di kawasan pecinan, warung Soto Basket sempat di Pasar Kebalen sampai sekitar tahun 1973. Kemudian keturunan H. Sukron yang lain mulai membuka cabang Soto Basket di tempat-tempat strategis seperti di Jalan Cengger Ayam, Stasiun Kotabaru, dan Jalan Majapahit.
Khusus di kawasan pecinan ini, warung Soto Basket hanya buka pukul 07.00-12.00 WIB. “Sudah gak kuat buka lama-lama, masih banyak urusan juga di rumah,” kata Lila. Meski begitu, lewat jam buka masih ada saja pelanggan yang datang. Lila pun melayaninya dengan ramah.
Lila berniat untuk terus merawat warisan mertuanya ini. Meski tidak tahu apakah ketiga anaknya masih mau berjualan soto karena ketiganya sudah bekerja dan berkeluarga. Niat itu akan ia rawat mengingat karena Soto Basket, dirinya dan keluarganya bisa sukses hingga saat ini. Tentu saja dengan resep warisan H. Sukron yang tidak tergantikan.