Soto Ayam Istimewah dari LA
You now otos maya? Kata Happy Suhadi yang pagi-pagi begini sudah baribut dengan keceriaan pagi sembari menyebut sesuatu makanan yang recoment buat sarapan pagi.
"Hahahaha pagi-pagi gini aku sudah pakai bahasa berlepotan yah. Boleh dong... lagi bahagiah soalnya. Ikut-ikut pake bahasa zaman now kan boleh toh?" Kata Happy, reviwer kuliner top asal Surabaya.
Itu, yang depan, jelas bahasa para bule. Nah dua kata di belakangnya adalah meniru gaya kera Ngalam (arek Malang) yang keren dengan bahasa walikan. Lebih kurang, artinya kalimat campur aduk di atas itu begini: Anda tahu soto ayam?
Pasti tahulah! Soto ayam begitu loch. Nyaris di setiap ujung jalan di seantero Surabaya ada penjual soto ayam. Tak hanya di jalan-jalan, di gang-gang kampung pun juga ada. Mirip dengan lontong balap nyaris ada juga di setiap jalan dan gang.
Soto ayam yang bertebaran di Suroboyo itu, baik yang masih PKL hingga yang sudah sangat terkenal dan memiliki tempat seperti resto, bisa dipastikan berasal dari LA.
LA? Amerika? Bukannnn! LA itu sebutan keren dari Lamongan. Jadi, soto ayam yang bertebaran di Surabaya itu 99,9 persen pasti Soto Lamongan. Penjualnya juga pasti orang Lamongan.
"Foto paling atas, bertalam merah itu, ada di PKL-nya Cak Di. Bukan Kamidi lho ya, kalau Kamidi ini jurnalis di Ngopibareng.id hehehehe. Soto Cak Di itu ada di Jalan Thamrin 48, Surabaya. Kalau dikeker persisnya ada di belakang Resto Rucola," kelakar Happy Suhadi
Soto Cak Di ini sedep enak. Bukanya juga pagi. Jam 6 sudah buka, kalau habis pulang dia. Harganya standar-lah, 12k. Tapi kalau nambah uritan, jerohan, dll, kasih plus 6 ribu. Totalnya jadi 18k. Yang membedakan soto Cak Di dengan yang lain, dia punya irisan kentang yang uenak.
Kalau gambar yang kedua itu, sembari lidahnya berdecap, itu Soto Lomongan Pak Salam. Tempatnya juga dekat dari mana-mana, ada di Jalan Pucanh Anom Timur. "Kalau sudah nemu permak-permak jins to, ya dekat-dekat situ. Harga normal juga, 15k. Irisan, suwiran ayamnya numpuk, wistala huenak pokoke," kata Happy sembari membayangkan.
Kalau di Soto Pak Salam, terang Happy, mungkin dia dikenal sebagai pelanggan yang cerewet. (Tapi enggaklah ya, masak cerewet sih. Kalau cerewet kenapa Pak Salamnya senyum-senyum saja kalau meracik soto di mangkok buatku). Emm, persisnya hanya minta tambah ini dan itu saja, kurang ini dan itu, biar rasa soto sesuai ekspektasi. "Kan begitu to Pak Salam?" Canda Happy.
Kadang, soto Lamongan itu, ada kuahnya yang tidak terlalu kentel. Tapi soto bangettt. Sepertinya ada teknik tersendiri agar bisa meraciknya seperti itu. Kalau pas kepingin yang seperti ini Soto Lamongan Pak Pardi bisa menjadi pilihan.
Jam 6 pagi sudah buka. Tempatnya di tengah Suroboyo banget. Di Jalan Embong Malang. Persis di seberang gedung yang dulu amat terkenal, Go Skate namanya. Harganya juga normal. Coba deh, ajak otang 10 nyoto disana, dijamin kantong tebelnya juga tetep sama dari sebelum bayar soto buat 10 mangkok itu.
"Haiii sudah nyoto belum pagi ini, pilih sendiri warungnya, pklnya, atau ikut ajah bareng-bareng saya, hahahaha dijamin deh Anda akan bayar sendiri wkwkwkwk," tawa Happy. Heeehhhh! (*)