Sosok Suyani, Ayah Tunggal yang Sedang Berjuang Menghidupi Anak
Sosok Suyani yang ditemukan tewas menggantung di kamar rumahnya di Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jumat 29 Januari 2021 siang, dikenal oleh para tetangga sekitarnya sebagai pribadi yang pendiam.
"Orangnya tidak banyak omong kalau ketemu tetangga," kata seorang ibu yang rumahnya tak jauh dari rumah Suyani.
Tapi meski pendiam, ibu ini mendengar jika keluarga Suyani sedang kesulitan ekonomi. Apalagi ditambah di masa pandemi seperti sekarang ini.
Hal senada juga diungkapkanĀ Subiantoro, Kepala Dusun Sumbertuk, Desa Sumberejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Subiantoro juga membenarkan jika kehidupan ekonomi Suyani sedang sulit. Sehari-hari Suyani hanya bertani dengan menggarap ladang.
"Namanya bertani, ya begitulah kondisinya. Apalagi almarhum ini hanya mengerjakan ladang yang tidak luas," kata Subiantoro.
Menurut Subiantoro, hasil ladang tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan Suyani dan kedua anaknya. Karena itu, tak heran jika kemudian Suyani juga mengandalkan pemasukan dari anak tertuanya yang bernama Henok, usia 30 tahun. Henok ini sekarang memang tak tinggal serumah dengan Suyani dan dua adiknya di Kademangan, Blitar. Henok sekarang sedang mengadu nasib dengan bekerja di Timor Leste.
Kondisi sulit Suyani ini ditambah istrinya yang sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Istrinya meninggal saat usia Samuel,--anak ketiganya masih baru berusia setahun.
Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela pun memberikan penjelasan yang memperkuat motif Suyani bunuh diri. Menurut Leo, panggilan Leonard, anak keduanya yang bernama Nada Rinza Fransisca, usia 21 tahun, sebelumnya sempat bekerja untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Sayangnya, Nada begitu panggilan Nada Rinza Fransisca beberapa bulan yang lalu terpaksa juga harus berhenti bekerja.
"Bisa kita lihat bagaimana kondisi rumah korban," kata Leo sambil menunjuk kondisi rumah Suyani,--sebuah rumah kecil dan tua dengan dinding kayu yang sudah mulai lapuk.
Leo juga menambahkan, ihwal dugaan kuat jika Suyani nekat bunuh diri. Selain karena tekanan ekonomi keluarga, Suyani nekat bunuh diri juga karena kondisi kesehatannya. Suyani diketahui sedang sakit-sakitan sejak beberapa bulan terakhir.
Dari keterangan yang dikumpulkan polisi, kata Leo, Suyani pernah memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas. Oleh Puskesmas, Suyani disarankan untuk menjalani rawat inap karena sakitnya itu.
Namun Suyani menolak untuk menjalani rawat inap. Apakah penolakan itu karena Suyani takut tidak mampu membayar biaya perawatan? Leo tidak bisa menjawab.
"Yang pasti, di dalam rumah korban juga kita temukan 'pampers' buat orang dewasa. Kondisi kesehatan korban Suyani memang sedang sakit-sakitan," jelasnya.
Meski penyebab kematian Nada dan Samuel masih dalam penyelidikan, polisi menduga kuat Suyani meninggal karena gantung diri. Sejumlah bukti menguatkan dugaan tersebut. Misal, tidak ada bukti kerusakan pada pintu rumah dan jendela.
"Ada uang di dalam rumah, posisinya diletakkan rapi. Juga ada sepeda motor di belakang rumah dan kunci sepeda motor digantungkan di dalam rumah," tambah Leo.
Advertisement