Usia Tua Tak Menyurutkan Dosen Ini Menuntaskan Kuliah S3
Menuntut ilmu tak mengenal usia, ungkapan ini sangat cocok untuk Dr. Rr. Ratnaningsih, S.H., Dip.Lib., M.A. Dia yang baru saja lulus sebagai Doktor Ilmu Sosial di usia 74 tahun.
Perempuan kelahiran Mojosari, 29 Mei 1946 itu masih punya semangat dan tekad besar dalam menuntut ilmu. Baginya, ilmu adalah hal yang harus dipelajari dan senantiasa dikaji.
Tujuannya tentu agar tidak mudah terlupakan dan bermanfaat untuk sesama. Selain itu, di usianya yang tak muda lagi, Ratna tidak mau hanya beristirahat dan tidak melakukan hal yang hanya akan membuatnya bosan.
“Saya memang sejak muda termasuk orang yang aktif dalam kegiatan maupun organisasi,” cetus Ratna
Hingga saat ini, Ratna masih aktif mengajar dan berbagi ilmu untuk mahasiswa.
Sebagai peraih gelar Pustakawan Utama, Ratna sering memperoleh penghargaan dari berbagai lembaga, mulai institusi, provinsi, hingga Perpustakaan Nasional. Selain itu, jumlah karya tulis ilmiah yang ia
terbitkan hingga saat ini telah lebih dari 80 karya tulis.
Ratna menceritakan, dirinya mulai mengenyam pendidikan S3 Ilmu Sosial, FISIP Universitas Airlangga (Unair) pada tahun 2016. Saat itu usianya sudah tujuh dekade. Namun ia sama sekali tak gentar, karena baginya menuntut ilmu adalah bagian terbesar dari jalan hidupnya.
“Mungkin akan banyak orang yang ingin mengatakan bahwa saya ini nggak nyadar umur, karena sudah sepuh tapi masih kekeh buat kuliah lagi,” ujarnya sembari tertawa.
Alumnus University of Northumbria, Newcastle Inggris itu juga mengatakan bahwa hingga saat ini ia masih rutin membaca, menulis, mengajar, dan melakukan aktivitas positif lainnya. Hal itu diyakini dapat membuatnya lebih baik dan dijauhkan dari segala penyakit.
“Era pandemi ini menjadi kesempatan generasi muda untuk lebih kreatif dan inovatif, kini semua hal serba digital. Teknologi harus dimanfaatkan demi kebaikan umat,” imbuh Ratna.
Disertasi Ratna juga mendapatkan pujian dari salah satu penyanggah ujian, IGAK. Satrya Wibawa, S.Sos., M.Comm., Ph.D. Dosen ini mengatakan, isu yang diangkat Ratna sangat up to date.
"Ratna membahas perihal keterlibatan digitalisasi dan komputasi dalam perputaran komunikasi pustakawan dan pemustaka," kata dosen yang akrab dipanggil Igak ini.
Menurut Igak, relevansi penelitiannya sangat tepat dengan kondisi saat ini, terlebih pemaparan hasil penelitian juga sangat jelas dan menarik. Ia meyakini bahwa kiprah Ratna sebagai pustakawan selama ini berperan besar dalam keberhasilan disertasinya.
“Bu Ratna menjadi contoh bahwa mengenyam pendidikan tidak mengenal usia, dan ia berhasil membuktikannya. Sosoknya patut menjadi teladan kita semua, terutama generasi muda,” tandas Igak.