Sosok Rasulullah, Begini Kata Sayidina Ali bin Abi Thalib
Siapa yang mampu mengenalkan keagungan Rasulullah, Muhammad shallahu alaihi wassallam (saw) secara utuh? Tentu tak akan ada yang mampu menjangkau kemuliaannya. Kita hanya mampu mengambil penggalan demi penggalan keagungannya dari Penciptanya, dari orang-orang terdekatnya atau dari lisan sucinya sendiri.
Dan kali ini kita akan mengenal Rasulullah saw melalui menantu sekaligus pintu kota ilmunya. Siapa lagi kalau bukan Sayidina Ali bin Abi Thalib.
Kisah ini berawal ketika seorang Yahudi datang kepada Imam Ali dan bertanya,"Wahai Ali, gambarkan kepadaku mengenai keagungan Nabimu Muhammad !"
Imam pun menjawab dalam riwayat yang panjang, hingga sampai pada kalimat,"Mampukah engkau menggambarkan kepadaku mengenai besarnya nikmat Allah di dunia ini?"
"Sebelumnya kita telah mengkaji bagaimana mengenal Rasulullah melalui ayat Al-Quran, melalui sabda beliau sendiri dan melalui orang-orang terdekatnya. "
Orang Yahudi itu menjawab, "Siapa yang bisa menghitung nikmat Allah di dunia yang amat besar ini, sungguh tidak ada yang mampu."
"Engkau tak mampu menghitung nikmat Allah di dunia ini sementara dalam Al-Quran Allah Menyebut semua kenikmatan ini kecil (mataaun qolil).
Lalu bagaimana akan mampu menggambarkan keagungan Muhammad sementara Allah Menyifatinya dengan perangai yang AGUNG?"
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang agung." (QS.Al-Qalam:4)
Jika yang memberi sifat "agung" adalah Yang Maha Agung, bagaimana kita akan mampu menggambarkan keagungan Baginda Rasul saw?
Karena itu, jika kita ingin mendapat kemuliaan di mata Allah dan dalam pandangan manusia, maka agungkanlah Muhammad saw dalam hati kita.
Karena tidak ada yang berhubungan dengan beliau, kecuali sesuatu yang agung pula.
Alhamdulillah dalam bulan Maulid ini kita terus berusaha untuk lebih mengenal Baginda Nabi Muhammad saw.
Sebelumnya kita telah mengkaji bagaimana mengenal Rasulullah melalui ayat Al-Quran, melalui sabda beliau sendiri dan melalui orang-orang terdekatnya.
Kita juga telah mendengar kisah-kisah kemuliaan akhlak beliau kepada orang-orang di sekitarnya.
Dan kali ini kita kembali akan bertanya kepada Sayidina Ali bin Abi tholib sebagai pintu kota ilmu Rasul untuk mengenal lebih dalam keagungan Baginda Nabi saw.
Saat ditanya tentang Rasulullah saw, Sayidina Ali pernah mengungkapkan pernyataan yang begitu singkat tapi memiliki makna yang amat luas.
Beliau berkata, "(Rasulullah saw) adalah penutup dari yang terdahulu, pembuka segala yang tertutup dan penolong kebenaran dengan (cara) yang benar".
Kita akan bahas tiga poin ini satu persatu :
1. Penutup dari yang terdahulu.
Poin yang pertama ini memiliki 3 arti,Arti pertama, Rasulullah saw adalah Nabi terakhir. Dengannya risalah Allah telah ditutup dan ditangan beliau lah agama ini disempurnakan.
Arti kedua, beliau telah mencapai puncak kesempurnaan dan kedekatan dengan Allah swt. Tidak ada seorang pun yang bisa menandingi kedudukannya. Seakan-akan kedudukan ini telah tertutup bagi selainnya.
Arti ketiga, kelak di Padang Mahsyar para nabi akan memberikan laporan kepada Allah swt. Dan semua laporan itu tidak akan diterima sebelum disetujui dan mendapatkan "stempel" dari Nabi Muhammad saw.
2. Pembuka segala yang tertutup.
Poin kedua ini juga memiliki beberapa arti,Arti pertama, Rasulullah saw adalah pembuka pintu kebesaran yang belum pernah dibuka oleh Nabi sebelumnya. Beliau memiliki seluruh mukjizat para nabi dan membawa mukjizat lain yang tak pernah dimiliki oleh siapapun.
Arti kedua, kunci dari segala sesuatu yang tertutup adalah Rasulullah saw.
Ketika kita terjepit, panggil nama beliau dan mintalah tolong.
Biasakan untuk bertawasul kepada beliau dalam setiap doa kita.
Bukankah doa seorang hamba tidak akan diterima jika tidak didahului dengan solawat kepadanya?
Bahkan Adam pun diperintahkan oleh Allah untuk bertawasul kepada Baginda Nabi jika ingin meminta sesuatu dari-Nya.
Segala sesuatu akan terbuka dengan nama Muhammad saw.
Apa sih yang akan kita cari?
Mencari ampunan Allah? Pintunya adalah Baginda Nabi saw : "Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya (berbuat dosa) datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS.An-Nisa:64)
Mencari Cinta Allah? Tidak ada pintu lain selain beliau :
Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah Mencintaimu.." (QS.Ali Imran:31)
Mencari kemuliaan diri? Hanya bisa diperoleh dengan mendekati beliau : "Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin." (QS.Al-Munafiqun:8)
Mencari Keridhoan-Nya?Keridhoan Allah hanya bisa diperoleh dari satu pintu yaitu pintu Nabi Muhammad saw.
Buktinya, solat yang disebut sebagai ibadah paling pribadi antara hamba dengan tuhannya tidak akan diterima tanpa bersolawat kepada Muhammad dan keluarganya?
Bukankah kita selalu bersolawat di akhir tasyahud kita?
Semua pintu yang tertutup akan terbuka dengan nama beliau.
Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, jangan pernah berkecil hati ! Karena kita memiliki kunci dari semua masalah.
Nama beliau bukan hanya menjadi kunci kemudahan di akhirat saja, segala yang tertutup dari masalah-masalah duniawi pun dapat terbuka dengan memohon melalui beliau Sallallahu alaihi wa alihi wa sallam.
3. Pembela kebenaran dengan (cara) yang benar.
Sampailah kita pada poin terakhir yang disampaikan oleh Imam Ali bin Abi tholib. Bahwa Rasulullah saw adalah pembela kebenaran, mungkin kita semua sudah tau. Tapi coba perhatikan kalimat terakhirnya, pembela kebenaran dengan (cara) yang benar.
Nah, ini yang harus kita cermati dalam-dalam. Rasul tidak hanya membela kebenaran tapi melakukan semua usaha itu dengan cara-cara yang baik dan benar.
Sungguh miris melihat orang-orang yang teriak sebagai para pembela kebenaran, pembela agama Allah tapi menggunakan cara-cara yang batil.
Membela agama suci tapi menggunakan cara-cara setan.
Jika ingin meneladani Rasulullah, bela kebenaran ! Tapi tetap dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Al-Quran. Karena kebenaran itu indah, maka memperjuangkannya pun harus dengan cara yang indah.
Semoga kajian-kajian tentang Rasulullah saw ini dapat menambah keyakinan dan kecintaan kita kepada beliau. Dan semoga semua informasi yang kita dapatkan tidak hanya menjadi informasi tapi dapat mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik. (adi)