Sosok Polwan Polres Mojokerto Kota Ujung Tombak Bongkar Peredaran Miras
Keberadaan Sat Samapta Polres Mojokerto Kota sudah tak asing bagi sebagian masyarakat karena sering mengatasi aksi kejahatan jalanan hingga peredaran miras. Salah satu personel tim yang bertugas mencegah dan menangkal segala bentuk gangguan kamtibmas, baik berupa kejahatan maupun pelanggaran serta gangguan ketertiban lainnya itu, ialah Bripka Chandri Setya Purwandani.
Powan berusia 37 tahun itu mendapatkan penghargaan di HUT ke-78 Bhayangkara pada 1 Juli 2024. Ia berhasil menangani kasus street crime, gangster, balap liar, tawuran, prostitusi, dan peredaran miras ilegal di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota.
Lalu seperti apa sosok Bripka Chandri Setya Purwandani?
Perempuan yang tinggal di Perumahan Meri Kota Mojokerto ini sudah menjadi anggota Polri sejak 2007. Polwan berpangkat Bripka ini awalnya ditempatkan di Unit Seksi Umum (Sium) Polres Mojokerto Kota.
Satu tahun kemudian, ia digeser menjadi bagian dari anggota satuan lalu lintas. Tak lama ia dipercaya memegang urusan Administrasi atau disingkat Urmin di Unit Satnarkoba Polres Mojokerto Kota.
Selama 6 tahun di Unit Satnarkoba, beberapa kali ia dilibatkan untuk membongkar sejumlah kasus besar, salah satunya membongkar bisnis kosmetik oplosan ilegal.
Saat itu ibu dua anak lulusan Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) 2006 di Jakarta itu berperan sebagai pembeli kosmetik.
Pada tahun 2020, ia dipindah menjadi bagian dari anggota Sat Samapta. Hingga saat ini ia dipercaya sebagai Bintara Unit (Banit) Tindak Pidana Ringan (Tipiring).
"Sudah empat tahun di Sat Samapta, jadi kalau ada penindakan korban maupun pelaku perempuan saya harus hadir," ujar Chandri kepada wartawan di Kantor Sat Samapta Polres Mojokerto, Selasa 2 Juli 2024.
Chandri bisa disebut Polwan tangguh, sebab ia sudah ratusan kali membantu menangani kasus street crime, gangster, balap liar, tawuran, prostitusi, dan peredaran miras ilegal di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota. Bahkan, ia menjadi ujung tombak Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta untuk menjebak pedagang miras.
"Tahun ini saja (2024) sampek bulan Juli ada sekitar 550 perkara tipiring, macam-macam ada yang open BO, knalpot brong hingga miras," terangnya.
Chandri menceritakan pengalamannya saat membongkar peredaran miras. Untuk menangkap para pelaku ia harus menyamar sebagai pembeli. Berdandan ala ibu rumah tangga salah satu cara menjebak para pemasok miras jenis arak dan lain sebagainya.
Awalnya, Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Mojokerto Kota mendapatkan informasi terkait maraknya peredaran miras melalui media sosial Facebook. Dari situlah Chandri ditugaskan untuk berpura-pura jadi pembeli.
"Karena biasanya mereka itu lebih percaya sama perempuan. Kadang kita diminta DP dulu setelah itu ketemuan," ungkap Chandri.
Tim Patroli Perintis Presisi tak langsung melakukan pengrebekan. Mereka menunggu kabar dari Chandri untuk memastikan jika barang yang dibawa adalah benar-benar miras. "Biasanya saya cek dulu apakah benar miras. Baru tim melakukan pengrebekan," cetusnya.
Hal yang sama dilakukan tim Patroli Perintis Presisi untuk membongkar prostitusi online. Melalui aplikasi hijau atau yang dikenal dengan MiChat, tim memantau keberadaan para pelaku.
Setelah mengetahui tempat yang sering digunakan untuk prostitusi mereka kemudian melaksanakan razia penyakit masyarakat dengan sasaran penginapan dan rumah kos.
Namun, lanjut Chandri, razia penyakit masyarakat yang dilakukan bersama tim tak selalu mulus. Beberapa pemilik rumah kos kadang melindungi para pekerja sexs komersil tersebut.
"Dulu pernah pemilik kos menghadang di gerbang. Yang istrinya memberi tahu penghuninya untuk keluar seakan-akan mereka sekedar nongkrong di depan kos. Baru setelah itu kita boleh masuk melakukan penggeledahan, meski kita temukan barang bukti alat kontrasepsi mereka tidak mengakui miliknya," jelasnya.
Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Mojokerto Kota juga pernah membongkar kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau threesome di salah satu hotel. "Ada yang suami jual istri waktu itu kita amankan. Kemudian kita serahkan ke Unit Satreskrim," ujar Chandri.
Atas prestasinya tersebut, Chandri mendapatkan penghargaan dari Pj Walikota Mojokerto M Ali Kuncoro saat HUT ke-78 Bhayangkara.
"Hampir tidak pernah gagal, semua tugas yang saya perintahkan berhasil. Kalau ada TO (Target Operasi) dia selalu on time," puji Kanit Turjawali Satsamapta Polres Mojokerto Kota, Ipda Iswahyuda.
Yuda merasa bangga dengan sosok Bripka Chandri. Penghargaan pantas diberikan kepada istri anggota polisi yang berdinas di Polres Mojokerto tersebut.
"Penghargaan itu suatu kebanggan buat satuan kami," tandasnya.