Sosok Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas yang Tewas di Iran
Ismail Haniyeh dikabarkan tewas dalam razia yang dilakukan kelompok zionis di Teheran, Iran. Haniyeh dikenal sebagai politisi yang memimpin Hamas sejak 2006 silam.
Terusir dari Kampung Halaman
Dilansir dari sejumlah sumber, Haniyeh memiliki orang tua yang terusir dari kampung halaman mereka, di wilayah Ashqelon, yang kini dikuasai Israel.
Orang tuanya kemudian mengungsi di pengungsian Al Shati, Jalur Gaza, tempat di mana Haniyeh lahir. Dia pun mengenyam Pendidikan yang disediakan UNRWA bagi pengungsi, hingga mampu kuliah di Universitas Islam Gaza, belajar tentang Sastra Arab dan juga Ilmu Politik.
Bergabung dengan Hamas
Karir politiknya dimulai tahun 1988. Ia termasuk anggota termuda yang terlibat dalam awal berdirinya Hamas. Di tahun yang sama Haniyeh ditangkap Israel lantaran terlibat dalam intifada pertamanya. Selanjutnya aia beberapa kali ditahan dan kemudian dibebaskan.
Tahun 1997 ia menjadi asisten pribadi pimpinan spiritual Hamas, Syekh Ahmad Yassin. Dia sempat jadi sasaran pembunuhan Israel di tahun 2003, meski keduanya selamat.
Tahun 2006 Hamas menjadi peserta Pileg Palestina dan mampu meraup kursi mayoritas di parlemen. Haniyeh, pimpinan Hamas saat itu, didapuk jadi Perdana Menteri Otoritas Palestina.
Hasil ini diikuti pengucilan dunia internasional serta konflik dengan partai Fatah yang membubarkan pemerintahan bentukan Hamas.
Namun lantaran dukungan yang besar, Hamas kemudian membentuk pemerintah otonom di Gaza, diikuti sederet sanksi dan isolasi untuk Jalur Gaza dari Israel dan juga Mesir, tahun 2008.
Tahun 2019 Haniyeh meninggalkan Gaza dan mulai tinggal di Turki dan Qatar, sebagai tempat yang dipilih untuk berkampanye di forum global.
Tewas Terbunuh
Haniyeh dikabarkan tewas dibunuh dalam razia yang dilakukan oleh kelompok zionis di Teheran, Iran, Rabu 31 Juli 2024, hari ini, menurut Hamas.
Haniyeh tewas akibat serangan udara, bersama sejumlah pengawalnya. Dilansir dari NBC News, Haniyeh tewas dalam perjalanan pulang setelah menghadiri inaugurasi Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Tewasnya Haniyeh didahului dengan terbunuhnya tiga anaknya di Gaza, akibat serangan udara Israel pada April lalu. Tewasnya Haniyeh juga menyusul terbunuhnya pimpinan Hizbullah, Muhsin Shukr di Beirut, Lebanon.