Sosok Hari Darmawan: Kembangkan Matahari dari Toko Kecil
Hari Darmawan pendiri Matahari memang sudah tiada, namun etos kerjanya dalam membesarkan Matahari tak lengkang di makan zaman. Hari Darmawan tumbuh di tengah keluarga besar. Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal sebagai pengusaha keturunan Tionghoa di Makassar. Saat itu, orang tuanya berkecimpung dalam usaha produk pertanian. Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, usaha keluarganya mulai bangkrut.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik ‘Mickey Mouse’, sebuah toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru, Jakarta. Wilayah Pasar Baru saat itu, merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta. Ayah mertua Hari Darmawan kemudian menjual toko serba ada tersebut kepadanya. Di bawah pengelolaannya, toko jadi berkembang pesat.
Pada tahun 1958, Hari Darmawan membeli lagi sebuah toko serba ada terbesar di Pasar Baru waktu itu. Namanya “Toko De Zon” (dari bahasa Belanda yang berarti The Sun atau Matahari dalam bahasa Indonesia). Hari pun mengganti namanya menjadi ‘Matahari’ dan gerai pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober 1958 yang menempati gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta.
Selanjutnya terjadi kemajuan yang menggembirakan. Omzet yang didapat toko Matahari semakin naik secara signifikan, sehingga pada tahun 1972 toko Matahari memutuskan untuk memperluas tempat usahanya di tempat tersebut.
Selain itu, jumlah dan jenis barang juga ditambah tidak hanya menjual fashion saja, tetapi juga makanan, minuman, peralatan rumah tangga dan peralatan elektronik. Pada tahun 1972 itu juga, Matahari mengukuhkan dirinya sebagai pionir atau toko yang pertama dalam membuka supermarket di Indonesia. Supermarket dapat diartikan sebagai toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan konsep pasar moderen, bersih, rapi dan harga bersaing.
Beberapa tahun kemudian terjadi perkembangan yang sangat istimewa, dimana Matahari membuka beberapa cabang lainnya seperti di Blok M, dan Pasar Senen. Kemudian tahun 1980 adalah tahun dimana Matahari pertama kali membuka cabang pertama di luar Jakarta, yaitu dengan nama Sinar Matahari yang terletak di Bogor, Jawa Barat.
Pada tahun 1995 pihak manajemen Matahari, memantapkan diri untuk fokus pada bisnis supermarket. Supermarket merupakan bagian dari bisnis retail, yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan harga yang bersaing. Pada tahun 1999, PT. Matahari Putra Prima menciptakan suatu produk–produk unggulan yang disebut private brand, dengan maksud Matahari Departement Store mempunyai merek yang tak dimiliki oleh departement store lain.
Harapannya, bisa memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen dan membangun loyalitas terhadap toko. Namun sayang, akibat krisis moneter pada 1997, Hari Darmawan terkena dampaknya dan menanggung kerugian besar. Akhirnya, bisnisnya dibeli oleh Lippo Group
Sukses membesarkan Matahari, tak membuat Hari Darmawan menjadi tinggi hati. Kesaksian itu diungkapkan oleh Tutum Rahanta, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Tutum melihat sosok Hari tidak pelit untuk berbagi ilmu. Bahkan kepada pesaing-pesaingnya. Hari Darmawan selalu memberikan ilmu bila mendapatkan sesuatu baru dari luar negeri.
"Tidak sungkan untuk membagi ilmu. Bila beliau dari luar dan mendapatkan sesuatu, ia akan mengumpulkan kami untuk berikan miles-miles. Ia juga orangnya terbuka dan tak mau menang sendiri," kata Tutum. (amr)