Sosok Atmakusumah Astraatmadja, Mewariskan Etika dan Profesionalisme Jurnalisme
Innalillahi wa Innailaihi Rajiun. Kabar duka datang dari dunia pers nasional. Atmakusumah Astraatmadja, salah satu tokoh jurnalisme Indonesia, meninggal dunia pada Kamis, 2 Januari 2025, pukul 13.05 WIB. Kabar berpulangnya Atmakusumah tersebar di berbagai grup WhatsApp jaringan jurnalis, mengundang ungkapan duka dari berbagai kalangan.
Akademisi Universitas Multimedia Nusantara Ignatius Haryanto sekaligus tokoh jurnalistik, mengonfirmasi kabar tersebut melalui pesan yang beredar. “Mau mengabarkan bahwa Pak Atmakusumah Astraatmadja telah berpulang dengan damai pada hari ini, 2 Januari 2025, pukul 13:05 WIB. Mohon doakan semoga Pak Atma mendapatkan tempat terbaik,” tulisnya dalam pesan group WhatSApp jaringan jurnalis pada Kamis 2 Januari 2025.
Saat dihubungi, Ignatius kembali mengonfirmasi kepergian Atmakusumah. “Betul sekali,” ungkapnya dalam grup WhatsApp jaringan jurnalis. Berita ini langsung mendapat respons luas dari para jurnalis yang mengenang kontribusi besar Atmakusumah bagi dunia pers Indonesia.
Atmakusumah Astraatmadja lahir di Labuan, Banten, pada 20 Oktober 1938. Karier jurnalistiknya dimulai sebagai wartawan di surat kabar Indonesia Raya pada era 1960-an. Ia dikenal sebagai salah satu aktivis kebebasan pers yang gigih memperjuangkan kemerdekaan pers di Indonesia.
Salah satu kontribusi besarnya adalah keterlibatannya dalam merancang dan memperjuangkan Undang-Undang Pers Tahun 1999, yang menjadi tonggak kebebasan pers di Tanah Air. Pada tahun 2000 hingga 2003, ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pers, di mana ia memainkan peran penting dalam penguatan etika dan profesionalisme jurnalisme.
Selain aktif di dunia jurnalistik, Atmakusumah juga dikenal sebagai pengajar tetap di Lembaga Pers Doktor Sutomo (LPDS), tempat ia mendidik banyak generasi jurnalis. Kariernya meliputi berbagai peran di media nasional dan internasional, seperti: Wartawan di Kantor Berita ANTARA. Penyiar berita di Radio Australia dan Radio Deutsche Welle Jerman dan Penyiar di Radio Republik Indonesia (RRI).
Kepergian Atmakusumah meninggalkan duka mendalam sekaligus warisan besar bagi dunia pers. Kiprahnya selama puluhan tahun telah membentuk dasar-dasar kebebasan pers yang dinikmati Indonesia saat ini. Ia dikenang sebagai sosok yang tegas, berdedikasi, dan menjadi teladan bagi generasi jurnalis berikutnya.
Advertisement