Sosok Ali Kalora, Pemimpin Mujahidin Timur Tega Mutilasi Warga
Munculnya Pimpinan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora kembali mencuat setelah penemuan tubuh penambang emas tradisional yang tewas dimutilasi. Ali, disebut-sebut sebagai dalang pembunuhan ini.
Selain memutilasi, sehari setelahnya, Ali cs juga menembaki polisi di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kini Satgas Timombala Polda dikerahkan untuk mengejar Ali Kalora cs.
Dari foto yang diterima ngopibareng.id, penampilan Ali Kalora sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya. Ketika MIT masih dipimpin Santoso, Ali Kalora saat itu brewokan tebal.
Namun kini penampilannya berbeda dan lebih rapi dengan jenggot tebal tak lagi menghiasi wajahnya. Ali selama ini diyakini bersembunyi di hutan-hutan di wilayah Sulawesi Tengah.
Polisi juga terus mengejar dan menyebar foto terbaru Ali Kalora sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengenali dan segera melaporkan keberadaan buronan terorisme ini ke polisi terdekat.
Sementara itu, dalam upaya pengejaran Ali Kalora, polisi juga telah menemukan sejumlah bom dan amunisi. Benda-benda ini ditemukan polisi di sekitar lokasi penemuan penambang emas tradisional berinisial A, 34 tahun yang ditemukan tewas dimutilasi.
"Tiga buah bom lontong, 1 buah teropong siang, 3 buah sendok makan, 3 stoples plastik kecil berisi 9 biji buah kurma dicampur kue, 2 amunisi aktif kaliber 5,56, 7 selongsong amunisi kaliber 5,56," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Selasa 1 Januari 2019.
Polisi meyakini, Ali Kalora saat ini memiliki tujuh anggota. Ali Kalora memimpin MIT setelah Santoso alias abu Wardah tewas dan pentolan lainnya, Basri ditangkap pada 2016 silam.
Dedi Prasetyo mengatakan, Ali Kalora selama ini sembunyi di hutan wilayah Poso dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Mereka bertahan hidup dengan cara merampok makanan dari warga sekitar.
"Mereka nakut-nakutinmasyarakat itu, termasuk yang korban (mutilasi) kan ditakut-takutin," ujar Dedi. Ali Kalora cs, tak segan-segan juga membunuh warga yang tidak memberikan makanan. (man)