Soroti Hak Perempuan dan Situasi Afghanistan dalam Pertemuan 2+2
Menlu RI Retno Marsudi menyatakan, Indonesia mendorong akan pentingnya pemerintahan yang inklusif untuk dibangun di Afghanistan. Demikian soal hak-hak perempuan mendapat perhatian khusus dalam tata pergaulan dunia.
“Di Afghanistan, Indonesia memantau secara ketat situasi di lapangan, termasuk pembentukan pemerintah penjaga. Indonesia terus menggarisbawahi pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif di Afghanistan,” ucap Retno Marsudi dalam keterangan diterima Ngopibareng.Id, Sabtu, 11 September 2021.
Retno menekankan, agar Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang biaknya organisasi terorisme, yang dapat mengancam stabilitas kawasan.
“Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan pelatihan organisasi teroris serta kegiatan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tutur Menlu Retno Marsudi.
Hal itu terungkap dalam Pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri (menlu) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia dan Australia ke-7, digelar di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis 9 September 2021.
Pada pertemuan yang dihadiri Menlu RI Retno Marsudi, Menhan RI Prabowo Subianto, Menlu Australia Marise Payne dan Menhan Australia Peter Dutton ini, turut membahas terkait situasi di Afghanistan.
Penghormatan Hak Perempuan
Pada bagian lain, dikatakan Retno Marsudi penghormatan terhadap HAM khususnya hak-hak perempuan dan anak perempuan, untuk tetap diterapkan di Afghanistan.
“Dan Indonesia juga berharap agar hak asasi manusia, khususnya hak perempuan dan anak perempuan, terus dihormati dan dimajukan,” ujar Menlu RI.
Senada dengan pernyataan Menlu RI, Menlu Marise Payne menyebut, Indonesia memiliki peran penting untuk mendorong pemerintahan di Afghanistan, agar tetap menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan.
“Kami juga membahas Afghanistan dan perlunya rezim yang dipimpin Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan. Indonesia memiliki peran penting sebagai negara Muslim dengan suara yang kuat dalam masalah ini,” terang Menlu Australia.
Pertemuan 2+2 ke-7 turut memfokuskan terhadap berbagai kemajuan dalam kerja sama antara RI-Australia di bidang ekonomi hingga pertahanan.
Volume Perdagangan Signifikan Semester I
Di bidang ekonomi kedua negara mencatat adanya peningkatan volume perdagangan secara signifikan pada paruh pertama tahun 2021, melonjak dari USD 3,52 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi USD 5,83 miliar.
Di bidang pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan, diantaranya dengan rencana memulai latihan militer bersama yang diselenggarakan di Australia.
Termasuk, memberikan kesempatan kepada para kadet TNI untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi khusus militer di negara itu.
Pada pertemuan para Menlu dan Menhan RI-Australia turut dilaksanakan penandatanganan tiga MoU (nota kesepahaman) juga dilakukan oleh para menteri, diantaranya MoU Melawan Terorisme dan Ekstremisme Kekerasan, MoU Kerja Sama Siber dan Teknologi Siber yang sedang Berkembang, serta Pengaturan Kerja Sama Pertahanan.
Advertisement