PSBB Surabaya, Sopir Taksi Bertahan dari Pemberian dan Pinjaman
Semenjak Surabaya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sopir taksi di Surabaya pun turut terdampak. Salah satunya Astuti, ibu ketiga anak yang dulunya mangkal di stasiun Gubeng baru Surabaya.
Astuti mengaku penghasilannya menurun drastis. Bahkan dalam sehari bisa tidak ada pelanggan sama sekali. Astuti membingungkan biaya untuk membeli bensin jika tidak ada pemasukan.
Selama ini, Astuti bisa bertahan dari sumbangan yang diberikan pelanggan setia taksinya. Sumbangan yang dimaksud seperti beras lima kilogram, mie instan, minyak goreng dan gula. Namun, Astuti tidak yakin jika bantuan tersebut bisa dia pergunakan hingga beberapa saat ke depan.
“Saya beruntung selama ini masih mendapat dukungan sembako dari pelanggan taksi. Tapi kalau minim pemasukan ya bisa tekor, uang dari mana buat beli bensinnya” katanya.
Selain dari sumbangan pelanggan, Astuti pun sempat menerima bantuan lima kilogram beras dari perusahaan tempatnya bekerja. Sayangnya bantuan tersebut hanya berlaku pada 27-30 di setiap bulannya. Terlebih, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu argo tidak boleh nol. Selebihnya tidak ada insentif dari perusahaan tersebut.
“Tanggal 27 hingga 30 kalau ada argo di taksi berapapun bisa dapat lima kilogram beras setiap harinya. Kalau argonya nol ya nggak dapat, sayangnya itu cuma berlaku tanggal tersebut saja, sekarang sudah nggak diadakan lagi” tambahnya.
Senada dengan Astuti, Bagus Aryo Dwi, sopir taksi yang lain juga menceritakan hal yang sama. Sejak diberlakukannya PSBB, khususnya awal April 2020 penghasilannya anjlok. Dalam sehari dapat Rp 10 ribu.
Lebih lanjut, Bagus yang merupakan perantau dari Madiun ini mengaku, dia bisa bertahan dengan mencukupkan uang yang ada. Jika uang tersebut kurang, terpaksa meminjam sanak saudara.
“Sekarang paling banyak argo Rp 10 ribu, mau nggak mau harus ngerem. Dicukup-cukupin sekarang, kalau kurang ya terpaksa pinjam saudara.” jelasnya.
Sementara itu, Bagus sendiri sudah pernah mendapat bantuan dari perusahannya berupa beras 5 kilogram dengan syarat argo harus tetap ada. Beruntung, kendati bantuan tersebut sudah ditiadakan, Bagus mendapat kupon makan untuk berbuka puasa dan sahur hingga 11 Mei 2020.
Selain sumbangan dari perusahaan tempatnya bekerja, Bagus pun mendapatkan sumbangan berupa sembako paket lengkap dari pelanggannya, seperti beras, mie instan dan minyak. Terkadang tips juga dikantongi bapak satu anak ini setelah mengantarkan penumpang. Bantuan itu meringankan bebannya selama PSBB Surabaya berlangsung.
“Ya untung masih dapet kupon maka sahur dan buka. Tambahannya juga paling dapat tips dari penumpang. Kemarin sempat juga dapet sembako lengkap dari pelanggan yang lain” tutupnya.