Sopir Diduga Jual Rekam Perselingkuhan Jacqueline Wong
Seorang sopir mobil sewaan berhasil merekam perselingkuhan aktor dan artis Hong Kong, Andy Hui dan Jacqueline Wong. Diduga sopir tersebut mendapat uang cukup besar dari kerja kerasnya tersebut.
Dilansir dari Asiaone, sopir tersebut diduga mendapat bayaran uang sekitar 70 ribu dollar Singapura atau sekitar Rp723 juta. Tetapi, belum diketahui pasti bayaran sebanyak itu diberikan oleh siapa.
Ada rumor yang menyebut bahwa uang tersebut diberikan oleh media asal Hong Kong, Apple Daily. Namun, ada juga yang menyebut uang sebanyak itu berasal dari istri Andy Hui, Sammi Cheng.
Yang pasti, uang tersebut diberikan untuk video sepanjang 16 menit, yang menunjukkan Andy Hui sedang memeluk, mencumbu dan menyentuh Jacqueline Wong saat sedang mengantarkan sang artis pulang. Bahkan, di media sosial disebutkan bahwa jumlah yang diterima sopir itu jauh lebih besar dari yang dikabarkan.
Sebuah forum menyebut kalau sopir itu mendapat uang sebanyak 258.755 dollar Singapura atau sekitar Rp2,6 miliar untuk tiga buah video klip. Kemudian, dikatakan bahwa video yang beredar di masyarakat itu hanyalah bagian awal dari seluruh video. Tidak jelas apakah kendaraan yang digunakan Jacqueline Wong dan Andy Hui itu taksi, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Skandal perselingkuhan antara artis Jacqueline Wong dan penyanyi Andy Hui terbongkar setelah video keduanya sedang berciuman menjadi viral pada 16 April 2019.
Menanggapi video tersebut, Andy Hui di depan media menangis dan menyampaikan permohonan maafnya.
Permintaan maaf terutama disampaikan Andy Hui kepada sang istri, artis sekaligus penyanyi Sammi Cheng yang telah dinikahinya selama lima tahun. Permohonan maaf juga disampaikan Jacqueline Wong untuk semua pihak yang terdampak akibat perbuatannya.
Tetapi, wanita lulusan University of British Columbia dengan gelar Master Administrasi Bisnis itu tidak menyebut nama Sammi Cheng dalam permintaan maafnya tersebut.
Kemudian, Jacqueline Wong memilih untuk bungkam dan kabur ke Kanada selama hampir delapan bulan.
Setelah delapan bulan bersembunyi di Kanada, wanita kelahiran New York 23 Januari 1989 ini kembali ke Hongkong pada Sabtu, 14 Desember 2019.