Solusi Konflik Myanmar Perlu Mekanisme Kawasan
Kudeta militer di Myanmar belum berakhir. Lebih dari dua pekan pasca penangkapan pemimpin Partai Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar Aung San Suu Kyi, hingga kini diikuti dengan aksi unjuk rasa dari para pendukung NLD.
Tidak hanya itu dunia internasional pun sejak awal kudeta terhadap Suu Kyi, telah mengutuk tindakan militer terhadap pemenang pemilu November 2020 itu.
Isu mengenai kondisi dalam negeri Myanmar juga menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menlu Hungaria Péter Szijjártó, Selasa 16 Februari 2021 di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta.
Retno Marsudi menilai, dalam penyelesaian isu Myanmar diperlukan adanya dukungan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“Mekanisme kawasan harus dapat bekerja lebih baik, untuk secara konstruktif membantu penyelesaian isu yang sulit ini,” ungkap Retno Marsudi ketika menggelar penyataan pers, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta.
Menurut Retno, Indonesia selalu bersedia untuk berkontribusi dalam proses penyelesaian isu Myanmar.
“Dari sejak awal, Indonesia secara konsisten terus menyampaikan kesediaan untuk berkontribusi,” tambahnya.
Dikatakan Retno, keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar merupakan prioritas utama, dalam upaya menemukan jalan keluar dari permasalahan dalam negeri Myanmar.
“Saya juga menyampaikan dan kita melalukan tukar pikiran mengenai perkembangan terkini di Myanmar. Saya menyampaikan bahwa bagi Indonesia keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus menjadi prioritas utama dan upaya untuk mengamankan berlanjutnya transisi inklusif menuju demokrasi perlu terus dikedepankan,” paparnya.
Retno menegaskan, komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam permasalahan Myanmar, dibuktikan dengan menyuarakan isu tersebut kepada sejumlah mitra luar negerinya.
“Saya juga sampaikan kepada Menteri Luar Negeri Peter mengenai intensitas komunikasi yang selama ini saya lakukan. Antara lain dengan para Menteri Luar Negeri ASEAN, India, Australia, Jepang, Inggris dan Utusan Khusus Sekjen PBB mengenai isu Myanmar,” ujar Retno.
Selain, akan melakukan kontak melalui komunikasi telepon bersama Menlu Amerika Serikat dan RRT, Retno Marsudi juga dijadwalkan akan berkunjung ke sejumlah negara di ASEAN dengan agenda utama membahas mengenai isu Myanmar.
“Pada hari ini, insyaAllah, saya akan melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS dan besok saya juga akan melakukan komunikasi dengan Menlu RRT. Pada sore hari ini juga, saya akan melakukan kunjungan ke beberapa negara ASEAN, termasuk Brunei Darussalam sebagai ketua dari ASEAN. Sekali lagi, Indonesia akan terus berupaya berkontribusi secara konstruktif,” tutur Retno Marsudi.
Advertisement