Solo Turing Malang Selatan ala Jakop Iskandar
Tidak ada yang lebih nikmat selain gowes solo alias sendirian. Apalagi gowes tersebut jauh. Sangat jauh. Pergi pulang 300 km lebih. 16 jam hanya ditemani Giant TCR Adv Pro-D blue-silver.
Kenikmatan itu dirasakan oleh Jakop Iskandar. Tepat di hari libur hari raya kurban, 31 Juli lalu, komandan toko sepeda Terminal Bike Surabaya ini solo turing dari Surababaya ke Malang Selatan.
Memang, pantai-pantai di Malang selatan ini sangat indah. Membentang sejauh 20 km dan setiap pantai mempunyai karakter ombak dan bebatuannya sendiri. Amazing!
Setelah memperoleh izin dari istri yang mengatakan harus pulang sebelum jam 12 tengah malam, Jakop langsung tancap gas. Keluar rumah dari kawasan Surabaya timur tepat jam 5 pagi.
Mengambil jalan normal melewati Sidoarjo, Pandaan, Purwosari, Purwodadi, Lawang, Singosari, dan Malang sudah merupakan jalur yang hafal di luar kepala. Didukung dengan udara sejuk, lalu lintas yang tak ramai, dan panas yang tidak terlalu terik. Seolah hari itu adalah hari yang dianugerahkan Tuhan untuk memperlancar solo turing Jakop.
Sebelum mencapai Malang, pria berusia 48 tahun ini sempat berhenti dua kali di minimarket. Pertama di kawasan Lawang. Dan kedua di daerah Malang saat spidometer menunjukkan 100 km.
Tidak lama demi menghemat waktu. Cukup sepuluh menit. Jakop hanya mengisi ulang bidon dan memakan agar-agar jeli dan minum Coca-Cola. Sengaja dipilih makanan dan minuman yang tinggi kadar gula. Berguna sebagai energi.
Tepat jam 11 siang, Jakop dan Giant TCR-nya sudah keluar dari kota kecil Turen, kabupaten Malang. Yang membuat Jakop senang adalah aspalnya yang mulus dan lalu lintas tidak terlalu ramai.
Selepas Turen ini, Jakop harus menaklukkan jalanan berbukit dan berbelok-belok. Di sini, ada tantangan Pletes Climb sejauh 1,4 km.
Lumayan membuat jantung berdebar kencang memompa darah ke kaki. Paha juga lumayan jenut-jenut menaklukkan tanjakan dengan gradien rata-rata 10 persen ini. Tapi dengan Giant TCR semua rintangan dapat dilalui dengan baik.
Jam 13.00, Jakop tiba di pantai Sendang Biru. Angka di cycling computer Garmin menunjukkan 167 km. Ambil foto beberapa jepret, Jakop langsung menuju warung terdekat dan makan. Tidak rewel, cukup pecel ditemani teh hangat.
Teringat bahwa perjalanan balik ke Surabaya masih panjang, Jakop menyempatkan untuk istirahat sejenak. Istilahnya micro sleep. Cukup 15 menit ditemani sepoi-sepoi angin laut di atas amben bambu khas orang pedesaan.
Perjalanan dilanjutkan, Jakop-pun melewati 20 km jalur pantai selatan itu. Demi menghemat waktu, dirinya tidak banyak stop untuk berfoto-foto. Harus memperhitungkan waktu dengan baik. Jakop tidak mau terjebak di hutan belantara dan perbukitan Malang Selatan itu saat matahari tenggelam.
Setiba di pantai Balekambang, angka di Garmin menunjukkan 180-an km. Jakop beristirahat sebentar di sebuah minimarket. Setelah mengisi air minum dan membeli camilan serta meminum Herbalife shake untuk bekal energi menanjak balik ke Gondanglegi, kabupaten Malang.
Sekitar pukul 16.30 saat angka di Garmin menujukkan angka 200 km membuat Jakop harus berhenti lagi. Apalagi rute dari Balekambang menuju Malang banyak tanjakan-tanjakan yang berat. Meskipun tidak seberat Pletes Climb.
Begitu masuk maghrib, banyak dijumpai lampu-lampu kendaraan. Itulah pertanda mudah bahwa sudah berada dekat pemukiman atau perkotaan. Benar saja, tepat jam 18.00 Jakop sudah memasuki kota Malang. Legalah hatinya.
Masih ada 100 km lagi untuk mencapai pintu rumah di Surabaya. Tapi tidak ada rasa khawatir karena rute Malang-Surabaya sangat sering dilaluinya bersama teman atau sendirian.
Tidak ada masalah berat, gowes Malang Surabaya benar-benar dijalaninya tanpa pkiran. Hanya kaki yang terus bergerak otomatis memutar crank Shimano Dura Ace. Sedangkan pikiran Jakop sudah merancang rute solo touring berikutnya.
Satu hal yang didapat Jakop dari solo turing ini adalah bahwa meskipun dirinya gowes sendirian. Tetapi sejatinya tidak sendiri. Ayah dua orang anak ini mengaku dirinya merasa dilindungi oleh malaikat-malaikatNya sepanjang perjalanan.
“You will never walk alone. Itulah prinsip saya dalam mengarungi hidup ini. Ada Tuhan di setiap perjalanan hidup kita,” tutup Jakop yang finis jam 21.45 dan menempuh jarak 335 km pergi pulang ini.