Solidaritas untuk Korban Bom Sri Lanka, Mahasiswa pun Beraksi
Suarakan perdamaian dan menghargai perbedaan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) gelar aksi solidaritas yang terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai negara. Aksi ini mendapat momentum atas terjadinya aksi terorisme yang terjadi beberapa waktu lalu di Srilanka yang menyasar tempat peribadatan.
Zumroh Firdaus, peserta aksi yang berasal dari jurusan pendidikan biologi UM Surabaya mengatakan bahwa, aksi terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama sama sekali tidak dibenarkan. Para pelaku teror sama saja mengingkari kehendak Tuhan yang memag menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Aksi terorisme juga bertentangan dengan nilai dan norma kehidupan.
"Segala tindak kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror, kebencian dan kekerasan, bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang memberikan pembenaran terhadap terorisme," ungkapnya melalui keteragan pers yang diterima ngopibareng.id, Selasa 23 April 2019.
"Segala tindak kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror, kebencian dan kekerasan, bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang memberikan pembenaran terhadap terorisme," ungkap mahasiswa.
Dalam aksi ini, perangkat aksi mengunakan poster dan secara bergantian membubuhkan cap tangan pada kain putih. Hal ini sebagai wujud simbol dari indahnya kerukunan berbagai suku, ras dan agama yang ada. Selain itu, peserta juga membawa bunga mawar yang mengambarkan rasa cinta terhadap kehidupan dan perdamaian.
Sepakat dengan aksi yang dilakukan mahasiswanya, Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni (BAKA) UM Surabaya, Junaidi Fery Effendi menyambut aksi tersebut dengan antusias. Bahkan pihaknya juga turut ikut dalam aksi tersebut, ini juga sebagai bukti bahwa kekerasan atau terorisme tidak punya tempat dan tidak punya agama. Ia menghimbau agar pemerintah segera menindak tegas pelaku terorisme.
"Kami sangat mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas serta cepat terkait penanganan dan isu terorisme dan radikalisme. Apapun motifnya, terorisme tidak bisa dibenarkan karena mengancam perdamaian dunia dan mencederai martabat kemanusiaan," urainya.
Aksi yang dilakukan pada Senin 22 April di halaman Kampus UM Surabaya ini diikuti mahasiswa dari berbagai negara, antara lain Kazkhtan, Uzbekistan, Thailand dan Vietnam. Aksi ini selain sebagai aksi penolakan terhadap terorisme juga sebagai dukungan terhadap para korban dari aksi teror dimanapun berada. (adi)