Solidaritas Lawan Corona, Ini yang Tergerak Bantu Penunjang Medis
Makin banyak komunitas yang tergugah ikut mengatasi pandemi virus Corona. Komunitas Budhis Surabaya baru saja menyerahkan sejumlah alat penunjang untuk para medis Rumah Sakit rujukan penanganan pasien Corona di Surabaya.
Mereka menggalang dana dan menyumbang barang-barang kebutuhan medis untuk RS dr Sutomo. ''Sementara barang-barang kebutuhan medis itu kami salurkan lewat dokter yang kami kenal,'' kata tokoh Komunitas Budhis Surabaya Ongko Digdoyo kepada ngopibareng.id, Minggu, 29 Maret 2020.
Dana untuk bantuan itu digalang bekerjasama dengan Buddhist Education Center, Metta School, dan Perkumpulan Longevitology Surabaya. Selain barang medis yang sudah diserahkan, komunitas ini juga sedang memesan APD (alat Pelindung Diri) untuk para dokter dan paramedik yang menangani pandemi Corona.
Bahkan, untuk mengatasi alat penunjang medis tersebut, komunitas ini sedang membuat Face Shield, alat pelindung muka. ''Tadinya kita pesan di Jakarta. Yang ada alat pelindung muka untuk tukang las. Ada juga untuk medis tapi yang sekali pakai. Akhirnya kita putuskan untuk bikin sendiri,'' kata Ketua Yayasan Buddhist Education Center (BEC) Surabaya ini.
Sampai dengan saat ini, tim yang membuat Field Safe sendiri ini telah berhasil membuat 1900 biji dan langsung didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Mereka akan memproduksi 10 ribu biji hasil bantuan dana dari BEC dan Alumni Frateran angkatan 1993.
Sedangkan APD yang sudah dipesan komunitas ini sebanyak 100 buah dan sedang dipesan di Sritex. ''Ada juga sumbangan APD yang harganya lebih murah sebanyak 1500 buah,'' tutur Ongko yang juga Ketua Perkumpulan Longevitology Surabaya ini.
Dia menambahkan bahwa gerakan penggalangan dana untuk solidaritas lawan Corona ini tidak hanya berhenti sampai di sini. Mereka juga akan terus melakukan untuk pengadaan sembako, membantu kalangan akar rumput yang terdampak Covid-19.
''Pada waktunya, kami akan membagi sembako untuk membantu akar rumput yang terdampak wabah ini,'' tambahnya. Rencananya, ia akan menggandeng organisasi lain seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya untuk pendistribusian sembako ini.
Pandemi Corona ini memang berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Kebijakan social distancing dan geraskan di rumah saja ini menjadikan geliat ekonomi menjadi lesu.
Diantara kelompok yang paling terdampak adalah para pekerja informal. Mereka yang kehidupan ekonominya tergantung kepada pekerjaan sehari-hari. Dampak ini akan semakin memprihatinkan jika wabah ini melampaui bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Gerakkan 69 Ribu Donatur
Selain Komunitas Buddhis Surabaya, berbagai komunitas juga telah menggalang dana masyarakat untuk membantu para medis yang berada di garda depan penanggulangan pandemi ini. Misalnya, komunitas pesepeda Surabaya yang bekerjasama dengan Otak-Otak, Kagama Jatim, dan ngopibareng.id.
Komunitas ini telah berhasil mengalang dana puluhan juta yang diperuntukkan untuk membantu APD yang akan dberikan kepada RS Unair. ''Kami dengan menggunakan jaringan para alumni UGM juga sudah memesan APD. Semoga minggu depan datang dan segera kami serahkan ke RSUA,'' kata Bos Otak-Otak Dewo Pratomo.
Di Jakarta, selama 4 hari, Najwa Shihab bersama Narasi TV dan Kitabisa.com menggelar Konser Musik @Dirumah saja dengan melibatkan para musisi kenamaan Indonesia. Sampai tengah malam kemarin, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp 9 Miliar lebih. Dana tersebut berasal dari 69 ribu donatur.
Wabah Corona telah mengguggah solidaritas kemanusiaan dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia.