Solat Dhuhur Berjamaah di Reruntuhan Masjid Assakinah
Setelah sekitar dua pekan tidak difungsikan, hari ini Masjid Assakinah di komplek Balai Pemuda kembali dipergunakan untuk solat berjamaah.
Sejak pagi, sekitar 25 orang dari (Komunitas Bambu Runcing Surabaya) dan Sakera (Satu Kedaulatan Rakyat) melakukan pembersihan puing-puing yang ada di Masjid Assakinah. Setelah bersih, pada sisi utara digelar karpet.
Tepat waktu Dhuhur tiba pukul 11.30, dikumandangkan adzan Dhuhur untuk pertamaka kalinya sejak akhir Oktober lalu. Lantas dilakukan solat berjamaah dengan imam Gos Jamal Soelem, dengan jamaah sekitar 15 orang.
Hasanudin dari Sakera berharap setelah ini diharap masyarakat memfungsikan kembali masjid Assakinah. “Masjid ini jauh lebih penting fungsi sosialnya daripada gedung itu,” katanya sambil menunjuk kantor DPRD Surabaya yang berada di sebelah utara reruntuhan masjid Assakinah.
“Kalau ada anggota baru DPRD masuk ke gedung itu, dia merasa gedung kantor barunya ini sangat megah. Tetapi bagi anggota dewan yang sudah empat periode berkantor di situ pasti menganggap gedung itu perlu diperluas, meskipun dengan membongkar masjid,” tambahnya.
Wawan Hendriyanto dari KBRS berjanji akan menjaga masjid Assakinah. “Saya pertaruhkan nyawa saya untuk menjaga masjid ini,” katanya.
Masjid Assakinah dibongkar, karena tanah di atasnya akan dibangun gedung baru DPRD Kota Surabaya terdiri dari 8 lantai. Di dalam gedung itu nanti aka nada 50 ruangan untuk 50 anggota DPRD Surabaya.
Sayangnya pembongkaran masjid dilakukan dengan gegabah, tanpa terlebih dahulu membangun masjid pengganti. (nis)
Masjid Assakinah dibongkar, karena tanah di atasnya akan dibangun gedung baru DPRD Kota Surabaya terdiri dari 8 lantai. Di dalam gedung itu nanti aka nada 50 ruangan untuk 50 anggota DPRD Surabaya.
Sayangnya pembongkaran masjid dilakukan dengan gegabah, tanpa terlebih dahulu membangun masjid pengganti. (nis)