Solar Langka, Nelayan Pasuruan Kesulitan Cari Nafkah
Nelayan-nelayan di Pasuruan memilih libur melaut imbas dari kelangkaan solar yang masih terjadi di wilayah Pasuruan. Langkanya solar ini juga berdampak pada keberlangsungan mata pencaharian para nelayan di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan dan di Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Solar menjadi bahan bakar utama agar mesin kapal-kapal mereka tetap hidup. Kelangkaan solar membuat sejumlah nelayan di Pasuruan memilih libur melaut. Menurut seorang nelayan, Udin, kelangkaan solar sudah dirasakannya sejak satu minggu terakhir.
Demi tetap bisa melaut, dirinya harus beradu cepat dengan nelayan dan para sopir truk lain untuk bisa antre solar di SPBU. "Harus bagi tugas supaya lebih cepat dapat solarnya di SPBU," ujar Udin, Senin 4 April 2022.
Jika nelayan asal Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton ini telat, maka perahunya terpaksa harus tetap bersandar di dermaga. "Sulit banget cari solar. Dibatasi jam juga kalau mau beli solar. Kalau kelewat jamnya atau antrenya kelamaan ya nggak dapat (solarnya)," lanjut Udin.
Selain dibatasi waktu, di sejumlah SPBU juga melakukan pembatasan jumlah pembelian solar bagi para nelayan. Pembatasan ini memberatkan para nelayan karena mereka butuh BBM solar dalam jumlah banyak tiap bulannya.
Menurut nelayan lainnya Khoirul, para nelayan juga diharuskan membawa syarat berkas-berkas tertentu agar bisa dapat solar.
"Kami belinya banyak pakai jiriken dan drum, jadi harus bawa surat keterangan dari kelurahan bahwa kami benar-benar nelayan. Pokoknya sekarang nelayan susah," terang Khoirul.
Imbas dari banyaknya nelayan libur maut adalah langkanya pasokan ikan laut di pasar. Beberapa pedagang ikan di Pasar Besar Kota Pasuruan mengaku tidak mendapat kiriman ikan jenis tongkol, cumi-cumi, dan teri.
"Seminggu ini kiriman ikannya sedikit. Malah dua hari ini kosong, banyak perahu libur karena solar naik. Semakin sulit saja kami mencari uang," ujar Fatimah seorang pedagang ikan.