Solar di SPBU Langka, Organda Probolinggo Kelimpungan
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sejak sekitar sepekan ini dikeluhkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Probolinggo. Awak bus pun terpaksa antre panjang dan lama di SPBU yang masih menjual solar.
“Kami berharap kelangkaan solar di sebagian besar SPBU ini segera berakhir, soalnya dikeluhkan sopir bus truk,” ujar Ketua Organda Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso, Senin, 18 Oktober 2021.
Ditemui di garasi busnya, Tommy mengatakan, bus dan truk dijatah 200 liter per hari oleh SPBU. Yang terjadi sekarang, solar justru langkah di sebagian besar SPBU.
Untuk mendapatkan jatah solar 200 liter di SPBU yang masih menyisakan solar, kata Tommy, awak bus dan truk terpaksa antre lama. Hal itu tentu berakibat kepada penumpang dan kecepatan hantaran barang.
“Para sopir juga khawatir telanjur berangkat tiba-tiba di luar kota tidak ada solar,” katanya. Sejumlah bus yang bahan bakarnya minim pun memilih pulang ke garasinya daripada nekat berjalan tetapi tidak menemukan SPBU yang masih menjual solar.
Disinggung apakah perusahaan otobus (PO) di Probolinggo mengurangi jumlah armada yang beroperasi karena kelangkaan solar, Tommy mengatakan, sejauh ini belum ada laporan. “Kalau pengurangan jumlah armada lantaran penumpang sepi sudah sejak awal pandemi Covid-19,” ujarnya.
Tommy berharap, kondisi ini tidak berlangsung lama karena menyusahkan awak bus dan truk. “Mudah-mudahan segera normal, biar awak bus dan truk saat bekerja tidak ada kekhawatiran kehabisan solar,” kata mantan anggota DPRD Kota Probolinggo itu.
Kelangkaan solar juga dibenarkan kru bus, Mukhlisin Salahudin. “Karena solar langka, jam istirahat kami berkurang karena harus antre solar cukup lama di SPBU,” ujarnya.
Perlunya jam istirahat bagi sopir, kata Mukhlisin, terutama yang trayek busnya jauh yakni, antar kota antar provinsi (AKAP). Sejak solar langka, jam istirahat itu berkurang karena digunakan untuk “berburu” solar di SPBU yang masih menjual BBM tersebut.
Muklisin menambahkan, jika pasokan solar sudah cukup, jadwal keberangkatan dan kedatangan busa relatif tepat waktu. Tetapi jika di tengah jalan harus antre lama di SPBU, alamat kedatangan bus akan molor.