Solar di Probolinggo Langka, Ini Sebabnya
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Probolinggo diduga karena pasokan solar dari Pertamina ke SPBU dibatasi.
Selain itu kelangkaan solar diduga karena sejak Agustus 2021 lalu, mobilitas warga sangat tinggi sehingga solar bersubsidi langka di sejumlah SPBU.
Pengusaha SPBU Jalan Mastrip, Kota Probolinggo, Freuri Paramita Aprianti mengatakan, kelangkaan solar terjadi karena pasokan solar ke SPBU-nya dibatasi oleh Pertamina.
"Tidak jelas apa alasan Pertamina membatasi pengiriman solar ke SPBU. Pembatasan kiriman solar itu tidak hanya terjadi di SPBU Jalan Mastrip tetapi juga di SPBU-SPBU lainnya,” ujar Mita, panggilan akrab Freuri Paramita Aprianti kepada wartawan, Selasa, 19 Oktober 2021.
Dikatakan Pertamina tidak memberikan jatah berapa ton dalam setiap pengiriman. “Tidak ada kepastian berapa ton solar setiap kali pengiriman. Terkadang bahkan Pertamina tidak mengirim solar ke SPBU,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengakui, kelangkaan solar sempat terjadi di Probolinggo sejak akhir Agustus 2021 lalu. Kelangkaan solar tidak hanya terjadi di Probolinggo tetapi juga daerah-daerah lain di Jatim.
“Kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah wilayah ini lantaran sejak akhir Agustus 2021, mobilitas warga sangat tinggi sehingga solar bersubsidi menjadi langka di sejumlah SPBU,” katanya, Selasa.
Fitriawati menambahkan, Pertamina melakukan pembatasan terhadap solar bersubsidi. Dan setiap SPBU jatah solarnya berbeda-beda.
Namun sejak Senin, 18 Oktober 2021 kemarin, kata Fitiriawati, Pertamina telah menambah pasokan solar ke SPBU-SPBU di Kota Probolinggo. “Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina terkat kelangkaan solar. Alhamdulillah solar sudah dipasok ke SPBU, sehingga tidak terlihat antrean di SPBU," katanya.
Kelangkaan solar sempat dikeluhkan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso. Kelangkaan solar mengganggu kinerja awak bus dan truk. “Terkadang sopir bus dan truk tidak berangkat karena sulit mendapatkan solar di SPBU. Kalau ada SPBU yang menjual, terpaksa harus antre lama,” ujar Tommy.
Kelangkaan solar, kata pengusaha Perusahaan Otobus (PO) Akas itu tidak hanya di SPBU di Probolinggo. Tetapi juga terjadi di banyak SPBU di Jawa Timur. Sehingga bus-bus dengan trayek antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar provinsi (AKAP) terganggu ketersediaan solar