Sodiqun, Seniman Kaligrafi Kaca Cermin Kilat di Lamongan
Seni kaligrafi banyak ragamnya. Sesuai bahan, ada kaligrafi lewat media lukis kanvas, kertas, pasir, ukir kayu hingga pelepah batang pohon atau daun.
Satu lagi, ini yang lagi ngetren, kaligrafi dengan media kaca. Jenis ini pun beragam gaya dan bahan pelengkapnya. Bisa menggunakan cat atau cutting stiker dengan media kaca biasa atau cermin.
Tetapi, untuk kaligrafi kaca cermin dengan teknik menulis menggunakan alat gerinda, barangkali adanya hanya di Lamongan. Dan, kemungkinan juga, keahlian untuk kaligrafi jenis media ini hanya dimiliki oleh Sodiqun, 43 tahun, warga Dusun Belut Sarirejo , Desa Mojosari, Kecamatan Tikung Lamongan.
Untuk melihat dari dekat Sodiqun berkarya tidak mudah. Harus menempuh jarak sekitar 25 kilometer dari titik 0 KM pusat Lamongan kota. Itu pun harus blusukan masuk keluar kampung.
Tetapi, itulah pilihan Sodiqun, seniman sekaligus pengusaha kaligrafi berbahan kaca, mungkin satu-satunya di Lamongan, mungkin Jawa Timur atau Indonesia. Bisa jadi dunia.
Mengapa begitu, karena kaligrafi Sodiqun ini unik. Berbahan kaca cermin. Cara menulisnya, kaca cermin dibalik dan digores dengan mata gerinda. Pastinya, kaligrafi ditulis bukan pada bagian cermin. Begitu selesai dibalik dan terbaca.
Unik dan menariknya lagi, dan keahlian ini tidak banyak dimiliki orang atau mungkin hanya Sodiqun tadi, kaligrafi dibuat tanpa harus mengukur ruang tulisan. Bahkan tanpa memakai mal seperti gambar atau tulisan tindakan.
"Jadi langsung nulis gitu aja di atas cermin terbalik. Tanpa ukuran dan soal kalimat atau surat apa yang dipesan langsung saya tulis, "tuturnya kepada Ngopibareng.id.
Tidak sekadar itu. Karena medianya cermin terbalik, maka untuk menulisnya, Sodiqun juga harus dengan cara terbalik. Huruf paling akhir dalam sebuah bacaan kalimat surat dalam.Al Qur'an atau kata-kata lain yang mesti ditulis paling awal. Mata gerinda terakhir akan berhenti pada huruf pertama pada kalimat surat yang ditulisnya.
Untuk menulisnya, suami dari Siti Umaroh yang sudah memberinya anak perempuan bernama Putri Alfia ini pun tanpa harus mencontoh. Tetapi langsung, tentu dengan menghafal.
"Tetapi tidak semua hafalan. Kalau yang sering saya buat saya hafal dan banyak. Tetapi kalau suratnya panjang saya harus buka Al Qur'an," terangnya.
Sungguh luar biasa. Sembari bekerja, secara tidak langsung juga belajar hafidz atau hafalan Al Qur'an. Padahal. Sebelumnya ia sama sekali tidak hafal kecuali surat dalam bacaan salat.
"Saya sendiri tidak tahu. Tahu-tahu hafal begitu menulis lengkap beserta harokatnya," imbuhnya.
Sodiqun mengaku, keahlian yang ia miliki bukan dari sekolah apalagi kursus. Melainkan otodidak dan sesekali melihat proses pembuatan sejumlah kerajinan di media sosial, utamanya Facebook.
Tayangan Facebook yang dilihatnya saat itu orang melukis dengan media keramik dan alat lukisnya memakai gerinda. Saat melihat itu Ialu muncul ide untuk mengalahkannya ke media kaca. Karena kebetulan selama ini dia berkarya dengan media kaca. Seperti membuat variasi kaca jendela dan sebagainya.
"Tapi untuk kaligrafi cermin ini baru dua tahunan ini. Alhamdulillah, dibilang lancar ya lancar. Saya belum bisa memenuhi pesanan yang terlalu banyak," katanya.
Pesanan itu, jelas Sodiqun, terlihat pada Instagram miliknya. Banyak yang pesan lewat DM (direct massage) atau pesan pribadi. Hingga kini ada sekitar 500 lebih dan sengaja belum dibukanya karena kebanyakan orang pesan.
Permintaan atau pesanan kaligrafi itu selain dari warga lokal (Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Jakarta) kebanyakan juga dari Malaysia. Ia memiliki empat karyawan. Tetapi, yang bisa menulis kaligrafi hanya dirinya.
"Tenogoe gak ngatasi. Jadi banyak DM yang sengaja saya buka. Karena kalau sudah saya baca dan tidak saya balas kan tidak enak," paparnya.
Mengenai harga jual atau pesanan, kaligrafi Sodiqun ini tidak mahal. Harga mulai Rp 200 - Rp 3 juta. Tergantung ukuran dan kualitas kaca cermin. Selain itu, yang kadang menjadi kendala bagi Sodiqun adalan soal pengiriman. Harus dilakukan dengan hati-hati dan dikemas kuat. Karena kaca mudah pecah.
Tetapi, Sodiqun yang berambut gondrong sering enggan menjawab ketika orang pesan kaligrafi. Tidak pasang tarif, terkadang berapapun ia terima.
"Itu kalau pesan kaligrafi. Tapi kalau pesan lukisan foto dia baru pasang harga Tapi tetap harga terjangkau, kata Camat Mantup, Suwanto Sastro Diharjo, yang mengaku pernah pesan kaligrafi untuk ornamen Musala kecamatan."
Advertisement