Soal Varian Omicron, Ketua Satgas IDI Beri Peringatan Pemerintah
Temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang varian Covid-19 terbaru dari Afrika dan lebih berbahaya, direspon oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban. Ia mengingatkan bahaya varian ini serta agar waspada.
Varian Omicron
Lewat cuitan di Twitternya, Prof Zubairi mengingatkan sejumlah fakta tentang bahaya dari varian Covid-19 yang ditemukan pertama kali di Afrika, Omicron.
"B.1.1.529 ini memancing reaksi dunia. Inggris melarang penerbangan dari beberapa negara Afrika. WHO serukan pertemuan khusus," kata Zubairi, dikutip pada Minggu 28 November 2021.
Dalam cuitan bertanggal Jumat 26 November itu, Zubairi mengingatkan jika para ahli kawatir, varian Omicron berpotensi menyusul Delta untuk mendominasi kasus di Afrika Selatan. Ia juga menyerukan agar Indonesia waspada menghadapinya.
Asal Mula Omicron
Pada Cuitan selanjutnya, Prof Zubairi menjelaskan awal mula ditemukannya varian Omicron ini. "Omicron pertama kali ditemukan dari spesimen yang diambil pada 9 November," cuitnya.
Setelah sebulan sejak ditemukan, Omicron sudah berkeliling nyaris di seluruh bagian dunia diikuti pembatasan ketat di banyak perbatasan negara lain di dunia.
Ia juga mengingatkan agar Indonesia punya sikap tegas untuk mengantisipasi Omicron ini. "Indonesia pun harusnya punya mitigasi, termasuk mempertimbangkan untuk batasi akses penerbangan ke dan dari negara tertentu," lanjutnya.
Kita jangan jemawa hadapi Omicron. Ingat penilaian media barat? Penanganan Indonesia terburuk dan baru normal 10 tahun lagi. Itu kata Bloomberg. Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) November 27, 2021
Ingatkan Mitigasi
Selain perbatasan yang ketat, Zubairi juga menegaskan jika langkah mitigasi mutlak dibutukan untuk menghindari pengulangan tersebarnya varian Delta pada tengah tahun lalu.
Sebab, varian Delta diikuti lonjakan kasus, jumlah kematian, serta nyaris kolapsnya lembaga kesehatan di Indonesia. "Apalagi Omicron (B.1.1.529) ini seperti “fitur terbaik” dari Alpha, Beta, Gamma, dan Delta," tandasnya.
Ia lantas mengingatkan agar tak sombong dalam menghadapi Omicron, dengan melihat kondisi pandemi yang melandai saat ini.
Zubairi mengingatkan kritik Bloomberg yang menyebut buruknya penanganan Covid-19 di Indonesia, sehingga disebut bakal pulih lagi sekitar 10 tahun kedepan.
"Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa," katanya mengingatkan Indonesia untuk waspada menghadapi Omicron.
Advertisement