Soal UKT di Kampus, Rektor ITS Tegaskan Tidak Ada Perubahan
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bambang Pramujati menegaskan pihaknya tidak menaikkan biaya uang kuliah tunggal (UKT), untuk para mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025.
Hal ini ditegaskan Bambang setelah muncul polemik dan sejumlah aksi protes terkait kenaikan UKT yang terjadi di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) "Untuk UKT tahun ini tidak ada perubahan, kami ITS tetap menyediakan tingkatan UKT tergantung kemampuan masing-masing peserta didik, mulai tingkat I-V dan untuk tingkat I pembayarannya Rp 500 ribu. Ini semua terbuka juga di situs kami," ucap Bambang, Jumat 17 Mei 2024.
Dirinya juga menjelaskan, penentuan UKT yang dilakukan pihaknya selama ini sudah berjalan sesuai prinsip yang berkeadilan. Semuanya tergantung dari kemampuan masing-masing mahasiswa. "Para mahasiswa yang tergolong sangat mampu pun dikenai UKT maksimal Rp 12,5 juta. Tidak mungkin yang kemampuan (membayar) hanya Rp 3 juta, jadi pindah ke Rp 12,5 juta. Ada subsidi silang di situ kepada mereka yang benar-benar tidak mampu," ungkap Bambang.
Bambang juga menerangkan, selama ini ITS telah membuka selebar-lebarnya pintu bagi para mahasiswa yang kurang mampu. Pemerintah mematok kouta penerimaan sebesar 20 persen bagi mereka, namun ITS bahkan menerima sampai 26 persen. "Kami sudah di atas yang diminta pemerintah dan ini merupakan semangat ITS sebagai kampus perjuangan. Kita murah tapi bukan murahan," tegasnya.
Bambang juga mengatakan, ITS selama ini juga bertindak secara nyata, memfasilitasi para mahasiswanya. Oleh sebab itu, dirinya menegaskan prinsip pengenaan UKT di ITS tidak berubah dan tetap berkeadilan.
"Insyaallah akan tetap berkeadilan dan saat ada yang keberatan UKT juga bisa langsung disampaikan dan akan kita evaluasi. Kita juga memberikan beasiswa kepada 356 mahasiswa per bulan Rp 1 juta dengan dana abadi investasi yang kita miliki. Itu tetap kita jaga dengan tetap menggalang dana abadi tersebut," pungkasnya.