Soal Sanski Pengaturan Skor, Jokdri Percaya Pada Komisi Disiplin
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, tak mau berandai-andai mengenai kemungkinan sanksi yang akan diterima pelaku pengaturan skor yang baru-baru ini mencuat.
Ia memilih menyerahkan kepada Komisi Disiplin PSSI untuk mengambil keputusan terkait kasus match fixing yang melibatkan manajer Madura FC, Januar Herwanto dengan anggota Exco PSSI, Hidayat.
Sebelumnya, Januar mengaku mendapat permintaan dari Hidayat agar Madura FC mengalah dari PSS Seleman dalam pertandingan Liga 2. Sang manajer bakal menerima imbalan sebesar Rp 100-150 juta andai bersedia melakukannya.
Namun, Hidayat membantah tudingan Januar. Sang Exco berdalih tudingan itu tidak logis karena dirinya adalah mantan pemilik Persebo Bondowoso yang berganti nama menjadi Madura FC setelah dialihkan pengeloloaannya ke penglola baru.
Sebagai mantan pemilik, menurutnya tak mungkin ia berkeinginan merugikan mantan timnya sendiri.
Joko sendiri menegaskan kasus ini sudah ditangani Komisi Disiplin. Dia memercayai lembaga yudisial PSSI itu untuk mengusut tuntas peristiwa yang menodai citra sepak bola Indonesia.
"Tidak ada pembiaran. Komisi Disiplin sudah melakukan pendalaman terhadap kasus ini. Biarkan Komisi Disiplin bekerja dan menuntaskan tugasnya. Kami percayakan Komisi Disiplin mengambil keputusan sebaik-baiknya," kata Joko ketika dihubungi Bola.com, Jumat 30 November 2018.
"PSSI harus memastikan penanganan kasus ini harus sesuai dengan prosedur. Caranya adalah menggunakan instrumen yang ada, yaitu Komisi Disiplin," tambah Joko Driyono. (Nas)