Soal Pilpres, PBNU Jalankan Peran seperti Raja Yogya
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf kembali menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
"PBNU sudah sejak awal menyatakan bahwa kami tidak terlibat dalam dukung-mendukung, sebagai organisasi, sebagai lembaga tidak terlibat dalam dukung-mendukung," ujarnya, dikutip ngopibareng.id, Rabu 31 Januari 2024.
Gus Yahya, panggilan akrabnya, tidak memungkiri beberapa pengurus PBNU maupun aktivis NU terlibat bahkan menjadi tim sukses kampanye resmi peserta Pemilu 2024. Namun, dia memastikan PBNU telah memberlakukan kewajiban cuti dari kepengurusan politis tersebut.
"Jadi, PBNU tetap dalam posisi tidak terlibat dalam dukung-mendukung. Kami akan berusaha menjalankan peran meniru Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X ini untuk menjaga kebersamaan masyarakat," tegasnya.
Sikap Pribadi Tokoh NU
Pada kesempatan itu, Gus Yahya menepis anggapan bahwa PBNU mengarahkan jajaran pengurus struktural untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagaimana disampaikan cendekiawan NU Prof Nadirsyah Hosen.
Namun, ia tak bisa menghalangi sikap pribadi dari para pengikut Rais Aam PBNU untuk mendukung pasangan capres-cawapres tertentu, termasuk Prabowo-Gibran.
"Rais Aam (PBNU) sama sekali tidak melakukan apa-apa, saya juga tidak. Jadi, kalau yang lain-lain kemudian terdorong oleh pernyataan yang dibuat oleh pihak lain terkait dengan ini, kemudian membuat gerakan atau tindakan masing-masing, ya, kami bisa apa?
"Ya, silakan saja, karena kami juga tidak akan menghalangi sepanjang tidak mengatasnamakan lembaga," kata Gus Yahya, usai bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, dilansir Antara, Selasa.
Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan bahwa pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang menyebut pengikut Rais Aam dan ketua umum bergerak memenangkan Prabowo-Gibran sebagai imbas dari ucapan Nadirsyah Hosen, bukanlah arahan resmi dari PBNU.
"Itu arahan pribadi (Gus Ipul). Walaupun saya sendiri kalau secara pribadi, kalau kepada sekjen ini sami'na wa atho'na (patuh), tetapi itu arahan pribadi beliau, bukan resmi dari PBNU, tidak atas nama organisasi," ucap Gus Yahya.
Dia pun mempersilakan, seluruh warga NU untuk menyampaikan aspirasi masing-masing. Namun, tegasnya lagi, secara organisasi PBNU tetap memegang teguh pendirian dalam posisi netral pada Pemilu 2024.
"Monggo, silakan saja, semua orang 'kan boleh menyampaikan aspirasi masing-masing. PBNU mau menyerukan apalagi? Kami sudah mengumumkan sejak awal, bahwa secara organisasi, PBNU tidak terlibat, tetapi secara pribadi-pribadi silakan," ujar Gus Yahya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Saifullah Yusuf menyebut bahwa pengikut Rais A’am dan Ketua Umum bergerak memenangkan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akibat pernyataan Cendekiawan NU, Prof. Nadirsyah Hosen.
"Jadi, jangan salahkan PBNU jika sekarang pengikut Rais A’am dan Ketua Umum ini bergerak akibat pernyataan yang disampaikan Prof. Nadirsyah Hosen,” kata Gus Ipul dalam keterangannya.
Advertisement