Khawatir Ketegangan di Teluk, Raja Saudi dan Raja Bahrain Bertemu
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud tiba di Bahrain pada Rabu 3 April 2019. Kedua raja itu bertemu untuk membahas hubungan bilateral dan perkembangan kawasan.
Setibanya Bahrain, dirilis Kantor berita pemerintah Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Raja Salman langsung disambut Raja Bahrain, Hamad Al-Khalifa.
Kunjungan itu terjadi sehari setelah Manama meresmikan perjanjian dengan Kuwait untuk bantuan keuangan dalam mendukung ekonomi Bahrain sebagai bagian dari paket bantuan dengan tetangga Teluk lainnya.
"Tahun lalu, Kuwait, bersama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menjanjikan USD10 miliar atau sekitar Rp142 triliun untuk bantuan keuangan ke Bahrain menyelamatkannya dari potensi krisis utang."
Tahun lalu, Kuwait, bersama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menjanjikan USD10 miliar atau sekitar Rp142 triliun untuk bantuan keuangan ke Bahrain menyelamatkannya dari potensi krisis utang.
Pada saat itu, Bahrain mengatakan akan menerima hingga USD2 miliar atau Rp28 triliun pada akhir tahun 2018 sebagai bagian dari paket, yang akan dicairkan selama lima tahun.
Keuangan Bahrain sempat rontok karena penurunan harga minyak pada tahun 2014 dan telah berjuang untuk memotong pengeluaran pemerintah sambil menghindari kemarahan publik atas langkah-langkah penghematan.
Krisis Teluk
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Teluk adalah bertemu di meja perundingan. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Thani.
Kantor berita resmi Qatar, QNA melansir pernyataan Al-Thani saat berpidato di Universitas Georgetown di Doha, blokade yang diberlakukan secara tidak adil terhadap Qatar adalah titik transformasi geopolitik di kawasan itu.
Al-Thani menekankan, solusi dari krisis Teluk adalah dengan melakukan negosiasi dalam satu meja.
Menlu Qatar itu mengungkapkan, pihaknya mengapresiasikan kontribusi berharga dari masyarakat dengan keragaman mereka dan peran yang mereka mainkan dalam pembangunan Qatar. (ant/ap)