Wakil Menteri Israel Dikecam, Komentari Pemukim Ilegal Yahudi
Para pemukim ilegal dan pendukung mereka juga bentrok dengan warga Palestina dari desa-desa terdekat. Seorang wakil menteri Israel, Yair Golan, menuai kecamatan publik dunia. Itu disebabkan ia menyebut warga Yahudi dari pos pemukiman Tepi Barat yang ilegal “tidak manusiawi”.
Spontan, komentar tersebut memicu protes, yang menggarisbawahi kerapuhan koalisi beragam ideologis Israel.
Yair Golan, mantan wakil kepala militer dan anggota partai Meretz, sebelumnya telah memicu reaksi keras atas komentarnya yang menyamakan suasana di Israel dengan suasana Jerman era Nazi.
“Ini bukan manusia, ini lebih rendah dari manusia. Orang-orang Yahudi yang tercela dan koruptor. Mereka tidak boleh diberi dukungan apa pun,” kata Golan kepada Knesset Channel, dikutip Jumat 7 Januari 2022. “Amukan nasionalis radikal ini akan membawa malapetaka bagi kita.”
Merendahkan Manusia
Komentar Golan, yang menjabat sebagai wakil menteri ekonomi, mengacu pada pemukim dari pos terdepan ilegal di Tepi Barat, yang dievakuasi sebagai bagian dari penarikan Israel tahun 2005 dari Jalur Gaza tetapi mereka telah berulang kali membangun kembali pemukimannya.
Para pemukim dan pendukung mereka juga bentrok dengan warga Palestina dari desa-desa terdekat. Golan mengatakan dia mengacu pada pemukim yang dicurigai telah merusak pemakaman Muslim di dekatnya, yang dia sebut sebagai “pogrom.”
Secara terpisah, pasukan Israel menembak dan membunuh seorang warga Palestina yang menembaki mereka dalam serangan penangkapan di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki, Kamis pagi, kata militer Israel.
Militer mengatakan sedang melakukan operasi untuk menangkap seorang tersangka ketika orang-orang bersenjata mulai menembaki pasukan. Mereka mengatakan, pasukan telah membunuh salah satu pria bersenjata itu. Tidak ada tentara yang terluka dan tersangka ditangkap, kata militer.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, mengidentifikasi pria itu sebagai Bakir Muhammad Musa Hashash (21). Dia terluka parah dan kemudian meninggal.
Bulan lalu, seorang warga Palestina menembaki sebuah mobil yang dipenuhi mahasiswa seminari Yahudi di sebelah pos terdepan pemukiman Tepi Barat. Pada saat yang sama, kekerasan pemukim terhadap warga Palestina telah meningkat, khususnya di Tepi Barat utara.