Soal Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah, Ini Kata IDAI
Rencana dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) banyak digulirkan oleh kepala daerah. Sejumlah sekolah bahkan sudah memulai PTM, meski wilayah tersebut masuk dalam zona oranye. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) punya pendapat sendiri tentang PTM di tengah pandemi.
Dilansir dari lama resminya, IDAI memberikan 12 poin sikap resmi tentang PTM di tengah pandemi. Pada awal pernyataan sikap, IDAI menyebut tingkat kematian anak Indonesia per 29 November 2020, mencapai 3,2 persen. Angka ini menjadi yang tertingg di Asia Pasifik.
Pembukaan sekolah menurut IDAI berpotensi meningkatkan angka kasus penularan. Meski, di sisi lain, dilaporkan pula terdapat peningkatan angka stres pada anak dan keluarga, perlakuan yang salah, pernikahan dini, ancaman putus sekolah, serta sejumlah hal yang menggangu kesehatan dan kesejahteraan anak terutama di negara berkembang, selama pembelajaran jarak jauh berlangsung.
Untuk itu, IDAI pun menyatakan 12 poin pendapatnya tentang pembelajaran tatap muka.
Beberapa di antaranya adalah meminta agar penerapan pembalajaran tatap muka telah melibatkan pertimbangan pemerintah daerah dengan penerapan protokol kesehatan ketat, serta pertimbangan kondisi kerentanan pada anak, keluarga di rumah, dan guru. "Bila ada (kondisi kerentanan), sebaiknya anak belajar di rumah," tulisnya.
Sekolah juga diminta memiliki protokol baku jika ada anak atau guru, atau staf yang sakit atau terkonfirmasi Covid-19.
Apabila terdapat kasus manfaat pembelajaran tatap muka lebih besar dibanding anak tinggal di rumah, misalnya dalam kasus anak terancam perlakuan salah, IDAI menyarankan agar bantuan diberikan lebih dari sekadar izin belajar di sekolah. "Semua pihak hendaknya bahu-membahu dari semua lapisan untuk mewujudkan lingkungan ramah anak," tulisnya.