Soal Pembakaran Bendera, Komenter Gus Mus Ini Menggemaskan
KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali memikirkan hal yang lebih penting dari pada membahas polemik kejadian pembakaran bendera HTI di Garut beberapa waktu lalu.
“Menurut saya, pembicaraan itu dihentikan. Sudah tidak bicara itu lagi karena sudah saya bilang yang melakukan pembakaran sudah menyadari kesalahannya dan sudah minta maaf. Penegak hukum sudah bergerak dan melakukan apa yang telah menjadi tugasnya. Jadi sudahlah kita ndak usah ngomong itu lagi. berfikir yang lebih penting,” kata Gus Mus dalam Program Mata Najwa di salah satu stasiun TV Nasional, Rabu malam 31 Oktober 2018.
Sebagai umat mayoritas di Indonesia, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini berharap umat Islamlah yang menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia ini. Umat Islam harus bisa menjadikan Indonesia tempat ibadah yang mengkhusyukkan, dan tempat bersilaturahmi yang islami. Hal ini menurutnya bisa dilakukan dengan kembali kepada ajaran tauhid.
“Tauhid itu berarti mengesakan Allah dan menyatukan manusia untuk hanya menyembah Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa. Untuk itu kita sudah mempunyai pedoman yaitu Al-Quran dan Sunah Rasul SAW. Apa yang terjadi di kita ini karena kita berlebih-lebihan,” kata Gus Mus.
“Allah memang menyuruh kita menegakkan kebenaran. Tapi lillah (karena Allah) bukan linafsi (untuk diri sendiri) bukan untuk diri kita, bukan untuk kelompok kita bukan untuk siapa-siapa. Tapi lillah untuk Allah saja. Ini firman Allah bukan kata saya,” kata Gus Mus.
Gus Mus mengingatkan, umat Islam diperintahkan untuk menegakkan kebenaran karena Allah SWT. Ia pun menegaskan hal ini dengan ayat Al-Qur’an Surat Al Maidah: 8 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
“Allah memang menyuruh kita menegakkan kebenaran. Tapi lillah (karena Allah) bukan linafsi (untuk diri sendiri) bukan untuk diri kita, bukan untuk kelompok kita bukan untuk siapa-siapa. Tapi lillah untuk Allah saja. Ini firman Allah bukan kata saya,” kata Gus Mus.
Gus Mus pun mengajak umat Islam di Indonesia untuk menjadi pelopor perdamaian dengan menjadikan Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk menyembah Allah, untuk beribadah, untuk bersilaturahmi satu sama lain, dan untuk meneruskan perjuangan Rasulullah SAW guna menyempurnakan akhlak manusia.
Kepada pemuka-pemuka agama Islam, Gus Mus mengimbau agar mengajak umat untuk meneladani dan mengikuti jejak Rasul yang menyukai kasih sayang dari pada kebencian dan yang menyukai silaturahmi dari pada perpecahan.
“Mari tinggalkan kebencian apapun alasannya,” ajaknya sekaligus menghimbau umat Islam bergegas mendapatkan maghfirah (ampunan) Allah SWT yang luasnya selangit dan sebumi yang diperuntukkan bagi orang-orang bertakwa.
Gus Mus menambahkan, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik yang dengan segala usahanya mau minta maaf dan mau memberikan maaf.
“Mudah-mudahan Allah menjadikan Indonesia ini tempat bersilaturahmi, tempat berteduh, tempat bersujud yang nyaman,” pungkasnya. (adi)
Advertisement