Soal Lahan Tuntas, Mandalika Segera Jadi "Nusa Dua" di Lombok
Mataram: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika akhirnya tuntas. Ini menyusul dibereskannya pemberian uang kerajiman tahap akhir (ke-3) kepada warga di kawasan Mandalika Resort. Dengan demikian, rencana menjadikan kawasan di Lombok Selatan ini sebagai "Nusa Dua" akan segera terlaksana.
PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah membagikan semua uang tali asih kepada 96 orang. Hal itu ditandai dengan pemberian dana kerohiman tahap III sebesar Rp 19,2 miliar dengan luas lahan 43,2 hektare diserahkan langsung kepada 47 orang warga di kantor Gubernur NTB, Rabu pekan lalu (7/6).
Dengan penyerahan tahap III itu, maka lunas sudah semua penyaluran dana tali asih kepada warga yang selama ini telah menguasai lahan itu selama bertahun-tahun. Sebelumnya pemerintah melalui PT ITDC juga sudah menyalurkan uang kerohiman tahap I dan II sebesar Rp 23,2 miliar lebih bagi 49 orang dengan luas lahan 51,4 hektare. Dengan demikian total lahan yang sudah diselesaikan pembayarannya sebanyak 94,6 hektare dari 109 hektare yang bermasalah.
Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi mengatakan, dengan pemberian uang kerohiman tahap III, maka tugas tim kecil percepatan Mandalika Resort sudah selesai. Jika ada permasalahan terkait gugatan atas lahan KEK Mandalika maka Jaksa akan ditunjuk sebagai pengacara negara. ‘’Terkait pembersihan lahan yang sudah diselesaikan, saat ini tinggal ITD melanjutkan pembangunan,’’ katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin mengatakan, pemprov sangat bersyukur persoalan lahan di kawasan itu sudah selesai. Sebab hampir 30 tahun masalah lahan tidak pernah bisa diselesaikan selama ini. Baginya kebijakan pusat yang memberikan kerohiman merupakan sebuah langkah percepatan. ”Menurut saya ini sebuah diskresi karena ini lahan negara,” katanya.
Setelah persoalan lahan tuntas, maka ia berharap PT ITDC segera menjalankan tugasnya utamanya untuk membangun, sesuai dengan tujuan awal pembangunan. Pemda juga akan mendukung, mem-backup sesuai kewenangan yang dimiliki. Masyarakat setempat juga harus diperhatikan, diberdayakan agar siap menerima wisatawan, siap menjadi tuan rumah destinasi wisata kelas dunia.
Demikian juga halnya dengan penyiapan infrastruktur dasar lain yang harus dipenuhi agar investasi cepat masuk. ”Tanpa itu akan sulit masuk investasi,” ujarnya.
Deputi Usaha Energi Logistik Kawasan Pariwisata, Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, ke depan ada tugas ITDC harus segera membangun kawasan tersebut. Apalagi Mandalika sudah masuk prioritas pariwisata nasional. ”Kita tidak bisa menunggu 29 tahun lagi,” katanya.
Kementerian juga meminta kepada ITDC benar-benar memberdayakan ekonomi masyarakat setempat, termasuk dengan membangun masjid di kawasan tersebut. Dengan demikian, pembangunan itu diharapkan benar-benar berdampak bagi pertumbuhan ekonomi warga.
Pemerintah pusat memberikan target tahun 2019, sebanyak 250 hektare lahan sudah terbangun. Sebab menurutnya akan sangat disayangkan bila potensi alam yang begitu indah akan disia-siakan.
Direktur Utama PT ITDC, Abdulbar M Mansoer mengatakan, proses investasi terus berjalan. Sebab pembayaran uang kerahiman hanya salah satu dari sekian masalah yang memang harus diselesaikan.
Meski awalnya ada masalah terkait lahan, namun pada saat yang sama sudah ada investor yang masuk. Kesungguhan ITDC sudah dibuktikan dengan masuknya investasi ke kawasan itu yang sudah mencapai Rp 7 triliun. Dengan luas lahan yang sudah pasti disewa sebanyak 120 hektare. "Jika dibandingkan dengan daerah lain, progres Mandalika sangat bagus," tegasnya.
Investasi yang kini mencapai Rp 7 triliun itu berasal dari Prancis. Investor tersebut berencana menyewa lahan diperuntukkan membangun hotel dan sircuit MotoGP. Targetnya tahun 2019, sircuit yang mampu menampung 50 ribu penonton bakal selesai.
Sebagaimana pengelolaan ITDC di kawasan Nusa Dua, KEK Mandalika bakal menyedot banyak lapangan kerja bagi warga setempat mulai dari level bawah hingga level menengah atas. Untuk KEK Mandalika ini menurut Abdulbar bakal menyediakan lima ribu pekerja. ‘’Tentu saja industri kreatif bakal mengisi operasional property yang bakal berdiri di Mandalika,’’ ujarnya.
Menpar Arief Yahya menyambut gembira ITDC Mandalika, pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata itu bisa menuntaskan “ganjalan” soal pemberian uang kerohiman itu. Tali asih ke-96 orang bisa menjadi starting point untuk melakukan percepatan di semua lini. “Saya kira, inilah saatnya ITDC ngebut!” kata Menteri Arief Yahya. (hrs)