Soal Khutbah, Cholil Nafis: Jangan Sampai Jadi Orientasi Duniawi
Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Kiai Cholil Nafis mengungkapkan, khatib memiliki peran penting dalam setiap pelaksanaan Shalat Jumat. Sebab, dalam seluruh jamaah dilarang untuk berbicara saat khutbah sedang berlangsung, tanpa memandang struktur sosial dan ilmu .
Namun demikian, Pengasuh Ponpes Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini mengamati, saat ini muncul kesan posisi khatib yang mulia direndahkan dan dirasa membosankan. Alasannya, isi khutbah yang tidak berbobot dan terkesan asal-asalan.
“Khutbah adalah pekerjaan yang paling sulit karena durasinya pendek, tapi harus mengemukakan banyak hal,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Wasathi Channel, dikutip Senin 10 Januari 2022.
Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Wadah Silaturohim Indonesia (WASATHI) Gelar Pembukaan Pendidikan Khatib Wasathi di Gedung Majelis Ulama Indonesia Pusat.
Bermitra dengan Lembaga Masyarakat
Ia mengungkapkan rasa senangnya, karena ada lembaga masyarakat yang bermitra dengan MUI khususnya pada kesempatan kali ini dibidang penguatan dakwah rutin yaitu khatib Jumat.
Kiai Cholil mengatakan, yang paling baik dari khutbah adalah sedikit tapi mempunyai cakupan yang banyak, baik aspek ayat dan tafsirnya, sejarah dan lain-lain. Sebaliknya, apabila khatib menyampaikan khutbah tidak menarik, tidak jelas, dan memprovokasi orang lain maka khutbah tidak lagi diposisikan sebagai keadaan yang sangat sakral.
Ulama yang juga Dosen Universitas Indonesia ini menegaskan, sebagai umat Islam yang memiliki paradigma moderat harus fokus mengajak jamaah hanya yang terkait praktek ibadah jumat. Doktor Universitas Malaya ini menekankan, khutbah tidak boleh dijadikan sarana untuk memaki, menistakan, bahkan menyudutkan siapapun.
“Jangan sampai khutbah menjadi orientasi duniawi, baik oleh khatibnya maupun kepentingan masa, dimanapun khutbah kita harus punya komitmen,” tegas Kiai Cholil Nafis. Dalam penutupnya, Kiai Cholil berharap, seluruh peserta yang menjadi peserta diberkahi. Ia memberi saran pada Wasathi untuk membuat modul-modul agar menjadi penggerak dan ditiru oleh khatib-khatib lain.