Bawaslu Kabupaten Malang Pakai 4 Ribu Pengawas di TPS, Termasuk Gen Z
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Malang menyebut terdapat 4.042 Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) yang akan bertugas mengawasi pilkada saat hari pencoblosan nanti. Sebagian besar pengawas tersebut termasuk Gen Z, remaja yang lahir setidaknya di tahun 1997.
Ketua Bawaslu Kabupaten Malang, Mohammad Wahyudi mengakui banyaknya keterlibatan Gen Z tersebut. Bawaslu memang banyak melibatkan mereka yang lahir antara tahun 1995-2010 dalam proses pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Malang masa jabatan 2024-2025 ini.
Wahyudi membeberkan, aktifnya keikutsertaan kaum muda dalam pengawasan Pilkada Serentak 2024 itu bisa dilihat dari data Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di wilayahnya. Menurutnya, dari total 4.042 PTPS yang dibutuhkan Bawaslu untuk disebar ke seluruh TPS di Kabupaten Malang lebih dari separuhnya diisi kaum muda.
"Keterlibatan anak muda dalam pengawasan Pilkada 2024 ini sangat aktif. Pada perekrutan PTPS, banyak anak muda yang ikut serta, dan hampir 80 persen di antaranya diterima," kata Wahyudi kepada Ngopibareng.id, Kamis, 31 Oktober 2024.
Menurutnya, jumlah keterlibatan anak muda di Pilkada 2024 ini hampir sama dengan jumlah yang ikut dalam pengawasan Pemilihan Presiden (Pilres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu. Kalaupun ada perbedaan, bukanlah jumlah yang signifikan.
Wahyudi menambahkan, keikutsertaan Gen Z itu tak lepas dari adanya salah satu persyaratan menjadi PTPS harus berusia minimal 21 tahun atau kelahiran 2003. Terlebih, Bawaslu juga membutuhkan tenaga-tenaga muda yang dinilai lebih cekatan daripada mereka yang berusia di atasnya.
"Kami lihat, mereka sangat antusias dalam keterlibatan mengawasi setiap proses Pilkada 2024 ini. Memang, alasan mereka memang karena jadi pengawas lebih keren. Itu salah satunya," jelasnya.
Wahyudi menambahkan, kaum muda memang seharusnya lebih peka dan perhatian terhadap isu-isu penyelenggaraan Pemilu 2024. Termasuk pengetahuan apa saja dinamika yang terjadi dalam proses penyelenggaraan pemilihan para pemimpin di negeri ini.
"Jadi, itu memantik untuk mengetahui informasi seputar Pemilu 2024 ini, kemudian berkembang menjadi keingintahuan, lalu meningkat menjadi mengikuti prosesnya, yang pada akhirnya akan ikut berkontribusi aktif dalam pengawasan partisipatif pada proses penyelenggaraannya," tandasnya.