Soal Kereta Gantung di Bromo, PHRI Pilih Natural
Rencana Pemprov Jatim melengkapi objek wisata Gunung Bromo dengan kereta gantung (cable car) kurang mendapat respon dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). PHRI lebih menghendaki Bromo tampil dengan wajah naturalnya daripada dijejali teknologi untuk memikat wisatawan.
“Bukannya kami menolak wacana kehadiran kereta gantung di Bromo. Yang harus diperhatikan, wisata Bromo itu identik dengan alam, petualangan, ekologi, konservasi, dan surganya pecinta alam,” kata Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo P. Djamaludin, Jumat, 19 Juli 2019.
Karena itu senyampang, kereta gantung itu masih berupa wacana, sebaiknya tidak dilanjutkan. “Lebih baik anggarannya digunakan untuk sarana dan prasarana lain yang menunjang wisata Bromo,” ujar Yoyok, panggilan akrab Digdoyo P. Djamaludin.
Kehadiran kereta gantung, lanjut pemilik Hotel Yoschi’s, justru berdampak negatif dan berpotensi mengurangi fungsi pokok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yakni, mengacu pada UU 5/1990 tentang Konservasi.
Disinggung soal sarana dan prasarana apa yang perlu dibenahi di Bromo ketimbang proyek kereta gantung, Yoyok mencontohkan, jasa kuda. “Jasa kuda sudah ada di Bromo sejak zaman Belanda, sejak 1912 silam,” katanya.
Fasilitas lain yang perlu disentuh dengan dana APBN, kata Yoyok, juga menyangkut jalan dari Sukapura-Bromo. "Kondisi jalan perlu ditingkatkan, juga fasilitas air bersih di Bromo," ujarnya.
Seperti diketahui, Pemprov Jatim mewacanakan melengkapi Lautan Pasir (Kaldera) Bromo dengan kereta gantung. Hal itu diungkapkan Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono saat perayaan Yadnya Kasada di Pendapa Agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Rabu malam, 17 Juli 2019.
"Ibu gubernur sudah bertemu Presiden Jokowi terkait pembenahan sarana-prasarana di Gunung Bromo. Selain pembenahan jalan, air bersih seperti diusulkan Pak Wabup (Timbul Prihanjoko, Red.), Bromo akan dilengkapi kereta gantung," ujarnya.
Keberadaan kereta gantung itu diharapkan bisa melengkapi Bromo sebagai destinase wisata bertaraf internasional. "Sebagai destinasi wisata alam, juga budaya, Bromo sungguh luar biasa. Dengan penambahan sarana-prasarana diharapkan Bromo menjadi objek wisata yang indah, sehat, dan bersih," kata Heru. (isa)