Soal Kemanusiaan, Komitmen Muhammadiyah Tak Diragukan
Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, mengatakan, komitmen Muhammadiyah terhadap kemanusiaan. Komitmen itu telah dibangun sejak awal pembentukannya.
"Muhammadiyah telah memberikan tuntunan bagi hal-hal yang berkaitan dengan muamalah (aturan dari Allah yang hubungannya dengan urusan sesama manusia). Meski begitu, Muhammadiyah masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengembangkan isu muamalah antara manusia dengan lingkungan maupun hewan yang masih dipikirkan".
Demikian dikatanan Syafiq Mughni dalam keterangan Jumat 5 Februari 2021. Dikutip Suara Muhammadiyah, menurutnya, melihat masalah-masalah kemanusiaan yang dihadapi berbagai negara saat ini, seperti, kemiskinan, pengungsi dari negara-negara konflik di Timur Tengah, Komunitas Muslim Rohingya di Myanmar, dan peningkatan konflik ditambah dengan kejadian bencana alam maupun non alam.
Maka dalam konteks mempromosikan agenda kemanusiaan Internasional, Trihadi Saptoadi dari Tahijah Foundation menyarankan Muhammadiyah harus menetapkan sejumlah agenda prioritas khususnya yang berkaitan dengan isu keragaman budaya.
Selama ini, lanjut Trihadi, Muhammadiyah telah terlibat dalam sejumlah upaya perdamaian di negara-negara di Asia Tenggara seperi Filipina dan Thailand. Kedekatan budaya dan nilai-nilai membuat Muhammadiyah memiliki modal besar dalam keterlibatannya di negara-tersebut. Trihadi mempertanyakan apakah Muhammadiyah akan mencoba untuk melangkah ke negara-negara konflik lainnya seperti Afrika?
Selain itu, Muhammadiyah harus menetapkan prioritas antara programming presence (kehadiran program) atau organizational presence (kehadiran organisasi) yang bersifat jangka panjang. Hal itu harus ditopang oleh kepemimpinan yang mumpuni dalam mempromosikan agenda internasionalnya. Karena, menurutnya tidak banyak organisasi yang memiliki program dan agenda yang banyak layaknya Muhammadiyah.
Sementara itu, Hana Satriyo dari Asia Foundation menyampaikan sudah merupakan keharusan bagi Muhammadiyah untuk terus menyebarluaskan gagasan ataupun best practice di ranah kemanusiaan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut bagi Hana bukan untuk menunjukkan Muhammadiyah bersikap ‘riya’ tetapi upaya Muhammadiyah untuk menjadi akuntabel dalam menjalankan misi kemanusiaannya.
“Muhammadiyah berhak untuk mendapatkan rekognisi dari komunitas internasional. Muhammadiyah harus menyebarkan pengalamannya ke komunitas intenasional khususnya dalam hal kemanusiaan,” Kata Hana.
Pada kesempatan yang sama Emma Leslie merasa kehadiran Muhammadiyah di tengah pihak-pihak termasuk negara-negara barat yang turut berupaya dalam mewujudkan perdamaian setempat. “Salah satu tantangan Muhammadiyah adalah bagaimana membangun kemitraan dalam mempromosikan program kemanusiaan internasionalnya,” tuturnya.
Pemaparan ini disampaikan dalam forum Lembaga Hikmah dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah. LHKI kembali menggelar seri webinar yang ketiga bertema ‘Promotion of Muhammadiyah International Humanitarian Agenda and Problem Encountered’ via Daring.
Kegiatan ini menghadirkan oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan Antar Agama dan Peradaban, webinar LHKI juga dihadiri oleh Sudibyo Markus dari LHKI PP Muhammadiyah, Trihadi Saptoadi dari Tahijah Foundation, Hana Satriyo dari Asia Foundation, dan Emma Leslie Direktur Center for Peace and Conflict Studies (CPCS) Kamboja.
Advertisement